Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Selepas Pilpres & Piala Dunia, Belanja Iklan Diprediksi Melonjak Rp155 Triliun

Belanja iklan diprediksi tidak akan mengalami pengurangan meski Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 dan Piala Dunia 2014 telah berlalu. Belanja iklan malah diperkirakan akan melonjak sampai Rp155 triliun hingga akhir tahun ini.

Bisnis.com, JAKARTA—Belanja iklan diprediksi tidak akan mengalami pengurangan meski Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 dan Piala Dunia 2014 telah berlalu.

Belanja iklan malah diperkirakan akan melonjak sampai Rp155 triliun hingga akhir tahun ini.

Ketua Umum Perhimpunan Perusahaan Periklanan Indonesia (PPPI) Harris Thajeb menilai kontribusi kedua momentum besar tersebut hanya sekitar 5% terhadap peningkatan belanja iklan secara umum.

“Belanja iklan partai politik atau kampanye presiden dan perhelatan Piala Dunia tidak terlalu besar pengaruhnya. Pengiklan tidak akan reda pasca-dua momen besar itu,” katanya seperti dikutip Bisnis, Senin (14/7/2014).

Dia menyatakan justru pihaknya memprediksikan akan terjadi peningkatan belanja iklan hingga 19% dibanding belanja iklan tahun lalu. Tahun lalu, sambunya, belanja iklan di Indonesia menyentuh Rp147 triliun.

“Iklan masih akan terus ramai. Pengiklan telah sadar memasang iklan itu bukan biaya tetapi investasi. Jadi bagaimanapun situasinya, kecenderungan belanja iklan akan terus meningkat,” tuturnya.

PPPI mencatat porsi belanja iklan terbesar masih berada di iklan televisi dengan porsi sebesar 67%-70%.

Urutan kedua untuk belanja iklan mengucur ke media cetak meliputi koran dan majalah.“Sisanya outdoor advertising, seperti reklame, lalu sinema, dan lain-lain,” ujarnya.

Terkait belanja iklan semasa Pilpres, lembaga pemantau media Satu Dunia merilis selama 22 Mei hingga 23 Juni lalu, kedua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden telah menggelontorkan dana sedikitnya Rp38,58 miliar.

Angka tersebut didapatkan dari 2.821 kemunculan iklan spot yang dipantau di beragam media massa, yakni 25 stasiun televisi, 20 stasiun radio, dan 33 surat kabar di 5 kota besar Indonesia.

Harris memaparkan iklan yang mayoritas menghiasi media massa, yang paling banyak di Tanah Air yaitu produk food and bevarage, disusul produk yang dipakai sehari-hari seperti sabun dan sampo, dan di urutan berikutnya yakni iklan produk telekomunikasi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Abdalah Gifar
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper