Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PUASA RAMADAN: Permintaan Makanan dan Minuman Lampaui Proyeksi

Dari target sekitar 15%-20%, penjualan makanan dan minuman sepanjang bulan Puasa tahun ini berhasil melampaui target, yakni mencapai 30%. Penjualan produk-produk manis untuk berbuka puasa merupakan penyebab tingginya permintaan.
  Beberapa produk yang mengalami peningkatan terbesar a.l sirup, nata de coco, dan minuman ringan./Antara
Beberapa produk yang mengalami peningkatan terbesar a.l sirup, nata de coco, dan minuman ringan./Antara

 

Bisnis.com, JAKARTA - Dari target sekitar 15%-20%, penjualan makanan dan minuman sepanjang bulan Puasa tahun ini berhasil melampaui target, yakni mencapai 30%. Penjualan produk-produk manis untuk berbuka puasa merupakan penyebab tingginya permintaan.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Adhi S. Lukman mengatakan penjualan makanan selama dua pekan ini mengalami peningkatan yang signifikan.

 

Padahal sebelumnya, penjualan pada Puasa dan menjelang Lebaran kali ini lebih sepi dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Bila peningkatan ini terus berlanjut maka bisa mendongkrak pertumbuhan industri makanan dan minuman tahun ini.

 

“Sangat signifikan ternyata. Rata-rata terjadi peningkatan sekitar 30%, tetapi untuk beberapa produk penjualannya bisa naik 100%--150%. Paling banyak itu permintaan untuk berbuka puasa dan persiapan Lebaran,” kata Adhi di Jakarta, Minggu (13/7/2014).

 

Beberapa produk yang mengalami peningkatan terbesar a.l sirup, nata de coco, dan minuman ringan. Dia mengatakan perputanan bisnis makanan dan minuman di supermarket dan warung biasa sangat di luar perkiraan. Pihaknya sudah mengantisipasi lonjakan permintaan sejak 2 bulan sebelumnya.

 

Dia memperkirakan pertumbuhan produksi makanan dan minuman sepanjang tahun ini lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan tahun lalu. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan produksi makanan triwulan I/2014 adalah 9% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan tersebut cukup tinggi bila melihat pertumbuhan produksi makanan pada triwulan I/2013 yang hanya 0,3 %.

 

Pada triwulan II/2014 dan Triwulan III/2014, dia memperkirakan pertumbuhan produksi bisa di atas 10%. “Ini karena investasi tahun lalu baik domestik maupun asing yang cukup besar baru mulai terlihat di 2014. Tadinya saya pikir agak pelan tapi ternyata cukup bagus. Banyak inevestasi yang baru dibangun 2013 dan mulai produksi, ditambah momentum puasa dan Lebaran ini,” jelas dia.

 

Menteri Perindustrian M.S. Hidayat mengatakan pemerintah dan industri sudah mengantisipasi peningkatan permintaan pada saat puasa dan Lebaran. Dia memperkirakan, untuk persiapan Lebaran tahun ini industri harus meningkatkan produksi hingga 15%-20% untuk bisa memenuhi permintaan. “Biasanya peningkatan hanya pada momentum ini saja, nanti akan normal lagi,” kata Hidayat.

 

Pada sisi lain, mengenai investasi, Adhi mengatakan sektor industri makanan dan minuman masih memiliki daya tarik bagi investor, karena Indonesia memiliki pasar besar. Belum lama ini, sekitar 20 investor Jepang berminat menanamkan investasi di sektor industri ini. Nilai investasi diperkirakan US$10 juta-US$100 juta untuk satu perusahaan.

 

“Beberapa bahkan sudah akan merealisasikannya. Sebagian besar yang investasi di sini ingin memperbesar pasarnya di Asean. Ibaratnya, masuk ke Indonesia saja sudah bisa melayani 60% penduduk Asean. ”

 

Banyaknya investasi di sektor makanan dan minuman bukan hanya datang dari asing, melainkan juga dalam negeri. Saat ini, perusahaan menengah lokal sedang giat melakukan ekspansi, seperti di sektor susu, snack, dan minuman ringan lainnya.

 

Dia menilai bila sistem logistik dan infrastruktur Indonesia diperbaiki lagi, minat investasi yang datang akan lebih banyak dan pasar akan lebih merata ke seluruh Indonesia. Saat ini, banyak produk-produk yang memiliki kadaluarsa cepat yang tidak bisa dikirim ke Indonesia bagian Timur lantaran memerlukan waktu yang cukup lama. “Misalnya roti, es krim dan susu.”

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Riendy Astria
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper