Bisnis.com, JAKARTA – Lembaga pemeringkat Fitch Ratings menyoroti niat pemerintahan baru Indonesia melanjutkan stabilisasi perekonomian ke arah yang lebih berkelanjutan menyusul hasil hitung cepat pasca-Pilpres 9 Juli yang mengunggulkan salah satu calon.
Direktur Senior Surat Utang Fitch Ratings Andrew Colquhoun mengatakan prioritas stabilisasi dan keberlanjutan ekonomi menjadi pertanyaan penting untuk menentukan peringkat surat utang negara dalam 6-12 bulan mendatang.
Fitch saat ini menyematkan peringkat BBB- dengan outlook stable terhadap surat utang Indonesia.
“Fokus jangka panjang kemungkinan akan bergeser ke pertanyaan sejauh mana pemerintahan baru melakukan reformasi struktural, dan apakah upaya ini akan mengembalikan negara pada pertumbuhan tinggi yang berkelanjutan,” katanya siaran pers, Kamis (10/7/2014).
Fitch melihat tak satu pun kemampuan kandidat mengimplementasikan dan mengeksekusi kebijakan di level nasional teruji. Rekam jejak capres Joko Widodo yang sudah lebih dulu menjadi Gubernur DKI Jakarta baru sedikit menawarkan panduan menuju prioritas kebijakan di tingkat nasional.
Selain itu, dia harus bekerja sama dengan parlemen di mana oposisi menjadi mayoritas – meskipun koalisi itu mungkin mencair jika kemenangan Jokowi terjadi.
Di sisi lain, capres lawan, Prabowo Subianto, mengangkat isu pinjaman yang lebih tinggi untuk mendanai investasi. Fitch, kata Colquhoun, akan menunggu untuk melihat apakah kebijakan itu diadopsi.
Jika demikian, bagaimana penerapannya, sebelum menentukan dampaknya terhadap kredit atau peringkat.