Bisnis.com, JAKARTA-- Inggris ingin membuka kerjasama dengan Kementerian Perindustrian. Kerjasama yang akan dilakukan yakni di bidang kontrol lalu lintas udara (air traffic control).
Inggris menawarkan kerjasama berupa transfer teknologi yang diklaim mampu meningkatkan kapasitas jumlah pesawat udara di bandara.
"Di Indonesia kapasitas bandara [landasan pacu] masih 50/55 pesawat, Inggris menawarkan solusi teknologi yang dapat meningkatkan kapasitas tersebut," tutur Agus Tjahajana Wirakusumah, Direktur Jendral Kerjasama Industri Internasional, seusai menerima kunjungan Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Mark Canning, Selasa (1/7).
Dia menjelaskan bahwa dengan kapasitas yang hanya 55 maka antri pesawat di udara sebelum mendarat memakan waktu yang lama. Tentunya hal ini menjadi sangat tidak efisien.
Solusi yang ditawarkan oleh Inggris kata Agus, ialah teknologi yang mampu menaikkan tingkat kepadatan landasan pacu perjamnya, sehingga pesawat tidak usah mengantri terlalu lama di udara.
Solusi ini menurutnya sedang gencar ditawarkan oleh Inggris ke beberapa bandara di negara lain salah satunya di Singapura.
Menurut Agus, Inggris sejauh ini telah banyak berinvestasi di Indonesia terutama di bidang migas. Namun dia menilai, kini Inggris sudah lebih banyak beralih ke sektor jasa dan mengurangi porsi industrinya.
" Inggris sekarang sudah lebih banyak lari ke sektor jasa dan perbankan, tidak lagi ke industri," katanya.