Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DWELLING TIME: Pemerintah Targetkan Hanya 4 Hari Akhir 2014

Pemerintah menargetkan lama rata-rata proses masa tunggu dan bongkar muat atau dwelling time di pelabuhan di Tanjung Priok hanya 4 hari pada akhir tahun ini.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah menargetkan lama rata-rata proses masa tunggu dan bongkar muat atau dwelling time di pelabuhan di Tanjung Priok hanya 4 hari pada akhir tahun ini.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Chairul Tanjung mengungkapkan dwelling time pada periode Juni mencapai 6,2 hari atau membaik dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu 8,34 hari.

Dia mengatakan telah terjadi perbaikan operasional pelabuhan priok sehingga proses keluar masuk barang menjadi lebih cepat. Dia optimistis rata-rata dwelling time hingga akhir tahun bisa lebih baik.

“Ada beberapa langkah-langkah yang harus diambil oleh para stakeholder, Ditjen Bea Cukai, PT Pelindo II dan lain sebagainya agar target tersebut bisa tercapai,” ujarnya di pelabuhan Tanjung Priok, Kamis (26/6/2014).

Untuk mengejar target, lanjutnya, kebutuhan infrastruktur harus ditingkatkan. Chairul mengaku meskipun tingkat penumpukan kontainer (yard occupancy ratio/YOR) saat ini sudah di level 65%, ketersediaan infrastruktur saat ini masih belum memadai.

Pemerintah akan melakukan sejumlah terobosan, a.l menyelesaikan pembangunan jalan tol Cilincing-Tanjung Priok. Saat ini, terdapat dua ruas lagi yang masih terkendala pembebasan lahan.

Kemudian, penyelesaian jalur rel kereta api, dimana sepanjang 400 meter masih terkendala pembebasan lahan, dan memperbaiki tata kelola trafik truk kontainer dengan cara menambah luas parkir. Chairul menuturkan truk-truk tersebut telah membuat macet arus lalu lintas di pelabuhan akibat kurangnya ketersediaan parkir.

“Kami memutuskan Wakil Kementerian Perhubungan menjadi koordinator guna mengawasi semua pelaksanaan percepatan infrastruktur agar bisa segera diselesaikan. Alhasil, target rata-rata dwelling time selama 4 hari bisa terealisasi,” tuturnya.

Sementara itu, Presiden Direktur PT Pelindo II Richard Joost Lino meminta kepastian pemerintah untuk menetapkan ketentuan baku lamanya proses pengurusan perizinan aktifitas di pelabuhan, sehingga target dwelling time bisa terpenuhi.

“Masalahnya bukan dwelling time 5 hari, tetapi kepastiannya. Sekarang itu ada yang 2 hari selesai, tetapi ada yang sampai 30 hari, 40 hari. Ini kan tidak benar, harus ada kepastian, perusahaan enggak mau ambil risiko,” katanya.

Ketidakpastian proses tersebut memaksa waktu penyimpanan kontainer dari pemilik barang menjadi lebih lama, sekaligus menyebabkan biaya logistik membengka. Alhasil, waktu dwelling time menjadi tidak konsisten .

Richard menilai tingginya dwelling time di seluruh pelabuhan Indonesia lebih dikarenakan minimnya perbaikan dari sisi soft infrastruktur pelabuhan seperti produktivitas, efisiensi dan cara kerja pemerintah.

“Ini hanya dari perbaikan di prosedur, dan sistem kerja yang lebih less birokrasi. Sehingga dwelling time dari 8 hari menjadi 3 hari itu bisa konsisten. Makanya kami campaign pemerintah untuk perbaiki itu,” katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Heri Faisal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper