Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INDUSTRI BAJA: Target Investasi Tahun Ini Sulit Tercapai

Target ambisius pertumbuhan investasi di sektor industri baja sekitar 10%-13% tahun ini diperkirakan sulit tercapai.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Target ambisius pertumbuhan investasi di sektor industri baja sekitar 10%-13% tahun ini diperkirakan sulit tercapai. Pasalnya, sepanjang tahun ini, baru ada dua komitmen investasi yang benar-benar berjalan.

Co-Chairman Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA) Ismail Mandry mengatakan pada tahun ini hampir seluruh sektor industri mengalami penurunan kinerja, khususnya dari sisi investasi, termasuk sektor industri baja dalam negeri.

Dia memperkirakan pertumbuhan kinerja investasi tahun ini yang ditargetkan pemerintah bisa mencapai 13% akan sulit tercapai lantaran berbagai masalah yang ada.

Kenaikan tarif listrik untuk golongan pelanggan industri, pesta pemilu, rupiah yang kembali melemah, tigginya impor baja boron, hingga peralihan pemerintahan disinyalir menjadi penyebab penurunan kinerja industri ini. Paling tidak, kata Ismail, hanya industri yang berbasis ekspor yang masih bisa meningkatkan kinerja.

“Kalau industri baja, di mana bahan baku dan bahan penolong impor akan sangat terguncang, apalagi rupiah kembali melemah, kinerja menurun. Investasi tentu sulit,” kata Ismail di Jakarta, Rabu (25/6).

Menurutnya, investasi yang sudah berjalan di sektor industri besi baja baru dua perusahaan, yakni PT Gahapi Nisco Indonesia (Gahapi Nisco) yang sudah memulai pembangunan pabrik blast furnace terintegrasi di Medan, Sumatera Utara dengan investasi US$100 juta.

Kemudian, PT Resteel Industry Indonesia (Resteel Industry) yang merupakan perusahaan joint venture antara perusahaan besar dari China, PT Shanxi Haixin Iron and Steel Group dengan PT Trinusa Group sudah melakukan ground breaking bulan lalu untuk membangun pabrik baja dengan investasi US$500 juta.

Satu investor lagi, yaitu perusahaan besi baja terbesar ke empat di China, Wuhan Iron and Steel Group (WISCO) baru sekadar melakukan penjajakan investasi.

Diperkirakan, nilai investasi yang akan ditanam lebih dari US$5 miliar untuk membangun pabrik besi baja terintegrasi di Indonesia.

“Namun itu juga belum ada kabarnya lagi, mungkin juga wait and see karena kondisi saat ini. Kalau tahun lalu, sektor ini terbantu dengan masuknya investasi KS-Posco,”jelas Ismail.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian M.S. Hidayat mengatakan WISCO siap berinvestasi di Indonesia pada tahun ini asalkan mendapatkan kepastian lokasi pabrik dari pemerintah Indonesia. Ada pun syarat yang diminta WISCO adalah lokasi yang dekat dengan pelabuhan dengan kedalaman yang cukup.

Berdasarkan data Kemenperin, sepanjang 2013 investasi yang masuk di sektor besi baja mencapai Rp21,89 triliun dan US$3,5 miliar.

Nilai investasi tersebut naik cukup tinggi dibandingkan dengan 2012 yang mencapai US$2,2 miliar dan Rp18,54 triliun.

Ismail menilai, investasi yang akan masuk tahun ini sulit melampaui realisasi investasi tahun lalu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Riendy Astria
Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper