Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengumumkan pemenang lelang reguler wilayah kerja gas metana batubara (coal bed methane/CBM) 2012 dan penawaran langsung wilayah kerja migas non konvensional 2013. Menariknya, dari lima WK yang dilelang, hanya 1 WK yang dinyatakan ada pemenangnya.
Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian ESDM Saleh Abdurrahman mengatakan daftar pemenang kedua lelang itu telah diumumkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri ESDM Nomor 345.K/13/DJM.E/2014 dan Nomor 346.K/13/DJM.E/2014 tertanggal 12 Juni 2014.
“Hasil penilaian akhir lelang reguler tiga WK CBM dinyatakan tidak ada pemenang,” katanya, Senin (23/6/2014).
Ketiga Wilayah kerja itu yaitu WK gas metana batubara blok GMB Air Ogan I, WK blok GMB Air Ogan II, dan WK blok Melak Mendung II.
Dia menjelaskan dari dua wilayah kerja migas nonkonvensional yang dilelangkan pada 2013, hanya satu WK yang dinyatakan ada pemenangnya.
WK yang dinyatakan memiliki pemenang lelang yakni Blok MNK Kisaran yang dimenangi konsorsium Pacific Oil & Gas (Kisaran) Ltd. – Bukit Energy Central Sumatera Pte. Ltd. – New Zealand Oil & Gas Limited.
Sementara itu, hasil penilaian akhir lelang wilayah kerja migas nonkonvensional blok MNK West Tanjung dinyatakan tidak memiliki pemenang.
Saleh mengatakan kementerian tengah menyiapkan rencana penandatangan kontrak kerja sama WK migas nonkonvensional Blok MNK Kisaran oleh Konsorsium Pacific Oil & Gas (Kisaran) Ltd. – Bukit Energy Central Sumatera Pte. Ltd. – New Zealand Oil & Gas Limited.
Menurutnya, komitmen pasti terdiri dari G&G Study, Seismic 2D Reprocessing (500 km), dan 1 (satu) exploration well (vertical), dengan total Komitmen Pasti sebesar US$ 11,565,000.
“Dari rencana penandatanganan tersebut, Pemerintah akan menerima secara langsung US$ 1,000,000 yang berasal dari Bonus Tandatangan,” ujarnya.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian ESDM A. Edy Hermantoro mengusulkan adanya studi independen mengenai pengembangan gas metana batubara.
Tujuannya, mengkaji seluruh permasalahan dari sisi regulasi, teknis, dan investasi, termasuk insentif yang perlu diberikan untuk investor.
Akhirnya, dapat diketahui perubahan kebijakan yang perlu dilakukan pemerintah untuk menarik investor.
Berdasarkan catatan Bisnis, CBM merupakan gas methane yang terjebak pada tambang batubara.
Indonesia sendiri memiliki potensi CBM sebesar 300 hingga 450 triliun cubic feet (TCF).
Cadangan tersebut tersebar pada sebelas areal cekungan (basin) batubara di berbagai pulau di Indonesia, yakni Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi.
Ke sebelas basin lokasi CBM itu adalah Sumatera Selatan (183 TCF), Barito (101,6 TCF), Kutai (89,4 TCF) dan Sumatera Tengah (52,5 TCF) untuk kategori high prospective.
Sementara cekungan berkategori moderate meliputi Basin Tarakan Utara (17,5 TCF), Berau (8,4 TCF), Ombilin (0,5 TCF), Pasir/Asam-Asam (3,0 TCF) dan Jatibarang (0,8).
Sisanya, basin Sulawesi (2,0 TCF) dan Bengkulu (3,6 TCF) berkategori low prospective.