Bisnis.com, JAKARTA - Supply Chain Indonesia (SCI) menyatakan pemerintah perlu mengembangkan dan memajukan metode pengaturan logistik perikanan melalui teknologi cold chain, atau pasokan dingin
Chairman SCI Setijadi mengatakan cold chain merupakan salah satu metode penting yang perlu dikembangkan untuk efisiensi logistik beberapa komoditas pertanian, peternakan, dan perikanan yang bersifat mudah rusak (perishable), seperti sayur, buah, daging, dan ikan.
“Metode ini perlu segera dikembangkan dan diterapkan di Indonesia untuk mengurangi tingkat kerusakan beberapa komoditas tersebut yang diperkirakan mencapai 40%,” ujarnya Jumat (20/6/2014).
Penerapan cold chain harus diterapkan secara simultan pada rantai pasok komoditas tersebut. Artinya, penerapannya harus dilakukan pada semua tingkatan, baik di tingkat produksi, distribusi, hingga pengecer.
Infrastruktur cold chain harus dibangun, termasuk gudang berpendingin (cold storage) dan penyediaan uplug reefer di simpul-simpul distribusi/transportasi, seperti di pelabuhan, terminal bongkar muat, dan sebagainya.
Setijadi juga mengatakan pasar pasar tunggal Asean membuka peluang besar bagi industri logistik dengan mendasarkan bisnis pada pengelolaan hasil pertanian. Menurutnya, posisi Indonesia mumpuni untuk berperan sebagai sentra produksi hasil pertanian di tingkat regional.
Bahkan, sektor pertanian setidaknya masih dibebani biaya logistik yang mencapai 40% dari nilai produk. “Hal ini tidak efisien,” ujarnya.
Dia mencontohkan pada sisi produksi, sektor logistik bisa memfungsikan diri sebagai konsolidator hasil panen para petani, yang jumlahnya relatif tidak banyak. Selain itu, pelaku jasa logistik juga berkesempatan merancang layanan pasca panen.
Di sisi lain, sektor logistik dapat berperan meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses pengiriman dengan pemaksimalan keunggulan teknis dan proses. “Selain itu, para penyedia jasa logistik Indonesia bisa membangun dan mengembangkan rantai dingin [cold chain] komoditas.”
Menurutnya, kontribusi sektor logistik pada bidang tersebut akan meningkatkan daya saing komoditas. Hal utama lainnya, masuknya kesinambungan pergerakkan bisnis yang seirama di antara sektor tersebut akan memunculkan keunggulan nasional yang ajeg.