Bisnis.com, SOLO -- PT Sri Rejeki Isman Tbk. atau Sritex menargetkan penjualan Rp7 triliun tahun ini, meningkat dari Rp4,7 pada penjualan tahun lalu, setelalah melakukan akuisisi atas 99,9% saham perusahaan pemintalan PT Sinar Pantja Djaja.
Presiden Direktur Sritex Iwan Setiawan Lukminto memastikan kapasitas produksi pabrik garmen terintegrasi di Sukoharjo tersebut bertambah setelah kepastian ekspansi usaha pada akhir tahun lalu.
“Akuisisi pabrik pemintalan otomatis menambah kapasitas Sritex naik 65% yang akan berimbas pada kinerja produksi dan penjualan. Target tahun ini Rp7 triliun,” ujarnya kepada Bisnis, usai RUPS, Senin (9/6/2014).
Tahun ini pabrik dengan kode SRIL itu siap melakukan pengembangan usaha khususnya divisi garmen dan kain dengan menyiapkan dana US$55 juta. Selain itu Perseroan juga akan menambah kapsitas 8 juta potong pakaian jadi per tahun.
Lebih lanjut Iwan mengatakan rencana ekspansi divisi garmen akan menyasar kapasitas produksi 24 juta potong pakaian paling lambat akhir 2015.
Sedangkan divisi kain mengincar produksi 176 juta yard per tahun dari sebelumnya 120 yard.
Secara kinerja, SRIL pada kuartal I/2014 mencatat penjualan meningkat 45% menjadi Rp1,7 miliar dibandingkan kuarta I/2013 senilai Rp1,2 miliar.
Selain faktor ekspansi usaha, peningkatan penjualan terpengaruh pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Pasalnya pendapatan Sritex dalam dolar AS mencapai 70% dari total pendapatan.
Iwan menguraikan pertumbuhan penjualan kuartal I/2014 industri tekstil terintegrasi terbesar Asia Tenggara itu terdiri dari kontribusi divisi benang yang meningkat 64%, garmen 55%, dan kain mentah 100% dibandingkan kuartal yang sama tahun lalu.
“Laba bersih meningkat 86% menjadi Rp114,7 miliar dibanding perolehan periode yang sama tahun lalu Rp61,6 miliar.”
Allan Moran Severino, Direktur Keuangan Sritex mengatakan pendapatan alternatif telah diupayakan melalui penerbitan obligasi internasional perdana US$200 juta yang disetujui dalam RUPS Luar Biasa 24 Maret 2014.
“Sritex juga telah roadshow investor global di Hongkong, Singapura, London, New York, Boston dan Los Angeles dan mendapatkan respons baik dengan oversubscribe dua kali lebih dari 60 investor.”
Obligasi terjual di AS dan Eropa sebanyak 62% dan sisanya 38% untuk Asia. Dari jenis investornya menunjukkan pembelinya 82% manager investasi, 13% private banks, serta 5% bank dan investor lain.
Anggota Dewan Komisaris Independen Sujarwadi berharap kinerja perusahaan terus maju, didukung dengan pengembangan sumber daya manusia khususnya jajaran Direksi dan tenaga kerja yang menangani mesin.
Menurutnya, langkah itu diperlukan untuk strategi dan program peningkatan efisiensi daya, mempertahankan produk unggulan pasar tekstil terintegrasi, meningkatkan kinerja produksi pasca akuisisi, dan meningkatkan utilisasi.
“Koordinasi yang kuat dan peningkatan kualitas melalui keterampilan, pengetahuan, perilaku dan nilai kerja menjadi bagian yang akan mendorong kemajuan perusahaan.”
Sritex saat ini menyuplai benang kualitas tinggi untuk pasar AS, China, Spanyol, Argentina dan Korea Selatan. Sedangkan untuk produk garmen standar tinggi di antaranya menjadi langganan 30 negara anggota NATO.