Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SMART Siap Genjot Kapasitas Pabrik CPO

PT Sinar Mas Agro Resources and Technology (SMART) Tbk. bersiap menambah kapasitas pabrik pengolahan CPO menjadi 3,81 juta ton hingga 2016.

Bisnis.com, JAKARTA - PT Sinar Mas Agro Resources and Technology (SMART) Tbk. bersiap menambah kapasitas pabrik pengolahan CPO menjadi 3,81 juta ton hingga 2016.

Pada akhir tahun lalu, SMART memiliki 4 pabrik rafinasi kelapa sawit dan 4 pabrik pengolahan inti sawit dengan kapasitas total 2,76 juta ton.

"Pabrik di area Jakarta dan Surabaya sudah mulai beroperasi setelah Lebaran, tahun depan pabrik di Belawan," ujar Wakil Direktur Utama SMART Budi Wijana, Selasa (3/6/2014).

Budi menuturkan awalnya seluruh kapasitas pabrik SMART hanya sanggup mengolah 7.600 ton CPO/hari. Sebagian besar atau sekitar 2,28 juta ton digunakan untuk memproduksi CPO, sementara sisanya untuk pengolahan inti sawit.

Dengan adanya penambahan kapasitas masing-masing pabrik sebesar 1.000 ton/hari, maka pada 2016 kapasitas total pabrik rafinasi dan pengolahan SMART menjadi 10.600 ton/hari.

Di sisi lain, Direktur SMART Jimmy Pramono menjabarkan hingga Q1 tahun ini produktivitas kelapa sawit perseroan sebesar 1,51 ton/ha/tahun, naik 1,4% dari tahun lalu sebesar 1,49 ton/ha/tahun.

Meskipun demikian, secara total produksi CPO perseroan turun dari sekitar 765.000 ton CPO dan 178.000 ton PK (palm kernel) pada 2012 menjadi 730.000 ton CPO dan 172.000 ton PK pada tahun lalu.

Produktivitas itu juga tergolong rendah, mengingat rerata usia pohon berada di kisaran 14-16 tahun, dengan proporsi tanaman menghasilkan sekitar 95,9% dan sisanya belum menghasilkan (immature).

Selain itu, Jimmy mengatakan bahwa sampai akhir 2013 grup SMART mengelola areal tertanam sekitar 138.900 ha, dengan komposisi pengelolaan inti seluas 107.900 ha atau 77,7% dan plasma 22,3% atau 31.000 ha.

"Pada tahun ini, kami targetkan peningkatan produksi sebesar 5%. Puncak produksi perseoran biasanya terjadi pada semester II," ujarnya.

Gianto Widjaja, Direktur SMART, menjelaskan bahwa perseroan tengah berupaya menggenjot produksi produk hilir atau penghiliran. Hal ini berdampak penurunan ekspor CPO perseroan.

"Penurunan CPO itu dari pihak kita karena kita mau produk turunan. Kami sedang persiapan mau tambah pengolahan 3.000 ton CPO/hari," katanya.

Perusahaan sendiri saat ini telah memproses CPO menjadi pelbagai barang turunan, seperti minyak goreng, margarin, shortening dan lemak nabati.

Namun, Gianto mengatakan bahwa proses menuju penghiliran juga tidak mudah. Pasalnya, penghiliran memerlukan SDM dan infrastruktur yang lebih kuat.

"Satu tangki itu saja cuma bisa 20 ton, kalau 3.000 ton/hari berarti butuh 150 tangki. Ini tidak mudah," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arys Aditya
Editor : Sepudin Zuhri

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper