Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IMPOR DAGING SAPI: Peternak Lokal Tidak Diajak Komunikasi

Kalangan pelaku usaha lokal meminta pemerintah agar tidak membuat blunder dengan mengizinkan impor sapi bakalan dan daging secara berlebihan untuk menutupi lonjakan kebutuhan menjelang bulan puasa dan Lebaran.
 Pedagangan daging sapi/Bisnis.com
Pedagangan daging sapi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Kalangan pelaku usaha lokal meminta pemerintah agar tidak membuat blunder dengan mengizinkan impor sapi bakalan dan daging secara berlebihan untuk menutupi lonjakan kebutuhan menjelang bulan puasa dan Lebaran.

"Memang kemampuan [peternak] sapi lokal belum mencukupi. Tapi kami tetap berharap pemerintah berkomunikasi ketika akan impor," ujar Ketua Umum Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) Teguh Boediyana kepada Bisnis.com, Minggu (25/5/2014).

Kementerian Pertanian (Kementan) sendiri mencatat bahwa produksi daging sapi pada 2013 hanya 474.410 ton, atau defisit sekitar 75.260 ton, dari angka konsumsi mencapai 549.670 ton.

Pada tahun ini, defisit itu akan membengkak karena Kementan memperkirakan produksi lokal hanya 470.000 ton dari kebutuhan yang mencapai angka 580.000 ton. Padahal, pada akhir tahun lalu produksi daging sapi domestik bisa mencapai 575.000 ton.

Dia mengungkapkan, ketidakmampuan peternak lokal untuk memenuhi kebutuhan juga disebabkan oleh harga yang tidak bagus di level peternak. Kondisi ini, paparnya, berlangsung sejak akhir tahun lalu hingga pada bulan ini.

Karena hal itulah, tuturnya, populasi sapi lokal sudah jauh menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Selain itu, kata Teguh, pihaknya menyesalkan kinerja otoritas peternakan di level daerah yang sama sekali tidak mendukung peternak, seperti sensus populasi sapi yang sampai saat ini masih carut-marut dan gagal mendorong peternak bergairah melanjutkan bisnis ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Arys Aditya
Editor : Nurbaiti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper