Bisnis.com, JAKARTA - Potensi pertumbuhan properti jenis kondominium (apartemen strata title) di tengah perlambatan pasar masih terbuka. Kendati begitu, tren pembelian kondominium itu dinilai masih akan didominasi oleh investor.
Head of Research Coldwell Banker Meyriana Kesuma mengatakan saat ini tren pembelian kondominium oleh pengguna (end user) terus bertumbuh. Namun, lanjutnya, porsi pembelian hunian vertikal oleh investor masih dapat mencapai 80%.
Menurutnya, pembelian tersebut itu terutama menyasar kondominium segmen menengah dengan kisaran harga Rp500 juta-Rp1 miliar.
"Untuk segmen middle low atau high end tidak terlalu disasar investor," katanya kepada Bisnis, Selasa (21/5/2014).
Tidak hanya di pusat kota, dia menjelaskan para investor juga terus mencari kondominium hingga ke pinggiran kota, seperti di Serpong, Depok dan Ciputat.
Menurut Meyriana, di kawasan pinggiran itu para pemilik modal berupaya menanamkan dananya pada properti kelas menengah dengan kisaran harga yang relatif terjangkau.
Kendati pasar properti mengalami perlambatan, sambungnya, para investor masih berupaya mengejar peningkatan modal (capital gain) dari kondominium.
Hal itu, jelas Meyriana, didukung pertumbuhan harga yang masih dapat mencapai 3% per kuartal. "Walau pasar melambat, gain tetap memungkinkan, sebab harga tetap naik. 2%-3% per kuartal," katanya.