Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pembatasan Impor Dari Thailand Topang Neraca Dagang

Strategi Kementerian Perdagangan untuk membatasi impor bahan pokok dari Thailand di tengah situasi darurat militer negara tersebut dinilai dapat membantu memperbaiki performa neraca perdagangan RI terhadap Thailand, yang selalu tertekan defisit selama beberapa tahun.

Bisnis.com, JAKARTA - Strategi Kementerian Perdagangan untuk membatasi impor bahan pokok dari Thailand di tengah situasi darurat militer negara tersebut dinilai dapat membantu memperbaiki performa neraca perdagangan RI terhadap Thailand, yang selalu tertekan defisit selama beberapa tahun.

Dari data Kemendag, aktivitas perniagaan dengan Thailand tahun lalu didominasi oleh impor senilai US$10,7 miliar, sedangkan nilai ekspor hanya menyentuh US$6,06 miliar. Namun, perdagangan kedua negara dalam lima tahun terakhir membukukan tren positif sebesar 19,6%.

Kepala Ekonom PT Bank Mandiri Tbk Destry Damayanti menyebutkan kebijakan membatasi impor pangan dari Negeri Gajah Putih memiliki dampak positif bagi neraca perdagangan, tetapi juga tak luput dari efek negatif.

“Efek positifnya bisa membantu perbaikan neraca kita dengan mereka. Selain itu juga bisa mendorong produksi [pangan] domestik karena suplai yang didatangkan dari luar berkurang,” jelasnya kepada Bisnis.

Namun, kata Destry, dalam jangka pendek kebijakan tersebut berpotensi merangsang kenaikan harga pangan akibat supply response secara tidak langsung. “Jadi akan ada penurunan pasokan yang cukup signifikan.”

 

Perkembangan Perdagangan Bilateral Indonesia-Thailand:

----------------------------------------------------------------------------

Periode:          Nilai (miliar US$):     Neraca (miliar US$):

----------------------------------------------------------------------------

2009                7,84                             -1,37

2010                12,03                           -2,90

2011                16,30                           -4,50

2012                18,07                           -4,80

2013                16,74                           -4,64

----------------------------------------------------------------------------

Sumber: BPS, diolah Kemendag,  2014

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper