Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perlambatan Industri Logam Dasar Disebabkan Investor Menahan Diri

Sejumlah investor logam dasar yang sudah memiliki komitmen berinvestasi di Indonesia diperkirakan tengah menahan diri untuk segera merealisasikan investasinya.

Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah investor logam dasar yang sudah memiliki komitmen berinvestasi di Indonesia diperkirakan tengah menahan diri untuk segera merealisasikan investasinya.

Hal tersebut dinilai menjadi alasan melambatnya pertumbuhan produksi industri logam dasar sepanjang triwulan I/2014. 

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan produksi logam dasar skala besar dan sedang sepanjang triwulan I/2014 sekitar 3,57% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang tumbuh hingga 12,28%. Dengan kata lain, ada perlambatan yang cukup signifikan pada pertumbuhan produksi di sektor ini.

Direktur Industri Logam Dasar Kementerian Perindustrian Budi Irmawan mengatakan seharusnya pertumbuhan produksi industri logam dasar pada triwulan I/2014 bisa mencapai 9%-10%. Pasalnya, pihaknya mengejar target pertumbuhan produksi hingga 12% pada tahun ini. Tahun lalu, pertumbuhan produksi logam dasar menyentuh angka 10,57%.

Saya rasa harusnya penurunannya tidak sejauh itu. Ada kemungkinan, ada sejumlah investor yang menahan diri untuk segera merealisasikan rencana investasinya,” kata Budi di Jakarta, Jumat (16/5/2014).

Upaya menahan diri yang dilakukan oleh sejumlah investor, kata Budi, disebabkan oleh kondisi dalam negeri yang sedang ramai oleh hiruk pikuk pemilihan umum. Investor lebih memilih untuk menahan diri menunggu masa pemilu berakhir.

Dia optimis, target pertumbuhan produksi sebesar 12% tahun ini bisa tercapai didorong oleh terealisasinya sejumlah rencana investasi. “Setelah Juni saya optimis lebih baik, soalnya memang sudah ada beberapa yang komitmen melakukan perluasan dan terlihat hasilnya tahun ini,” tambah dia.

Selain masa pemilu, jaminan pasokan energi yang masih kurang memadai juga dianggap sebagai salah satu faktor yang membuat investor lebih memilih menunda realisasi investasi. Bukan hanya dari sisi pasokan, dari sisi harga juga dianggap kurang berpihak kepada industri. Naiknya tarif listrik untuk pelanggan golongan industri menengah I3 perusahaan terbuka dan industri besar I4 dinilai bisa membuat investor berpikir ulang untuk merealisasikan investasi.

Harga energi cukup memengaruhi investor. Masa nanti sudah bangun pabrik terus tutup. Jadi ada dua masalahnya, energi dan pemilu, itu yang menyebabkan pertumbuhan produksi melambat, ditambah juga sama masalah upah minimun.”


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Riendy Astria
Editor : Sepudin Zuhri
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper