Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RUMPUT LAUT: El Nino Mengancam, Target Produksi Diturunkan

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berencana melakukan revisi terhadap target produksi rumput laut nasional yang pada tahun ini sempat ditetapkan mencapai 10 juta ton, karena adanya pengaruh El Nino.
Zonasi kawasan produksi dapat mempermudah pendataan yang lebih akurat. /bisnis.com
Zonasi kawasan produksi dapat mempermudah pendataan yang lebih akurat. /bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berencana melakukan revisi terhadap target produksi rumput laut nasional yang pada tahun ini sempat ditetapkan mencapai 10 juta ton, karena adanya pengaruh El Nino.

Coco Kokarkin Soetrisno, Direktur Produksi  Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya KKP, mengatakan terdapat kemungkinan merevisi target produksi rumput laut nasional karena El Nino dikhawatirkan menyurutkan beberapa kawasan sentra budidaya.

“Namun, saya belum tahu dan belum bisa membeberkan revisi target produksi rumput laut nasional untuk saat ini,” ujarnya kepada Bisnis.com, Selasa (13/5/2014).

Dia menjelaskan El Nino digadang-gadang bakal membuat kadar kesuburan air laut tempat budidaya menjadi berkurang drastis. Alasannya, temperatur air laut yang naik membuat beberapa faktor penyubur berkurang.

“Meski begitu, terdapat beberapa kawasan budidaya rumput laut yang relatif aman dari terpaan El Nino. Contohnya, Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur,” bebernya.

Ke depannya, KKP akan terus melakukan pendampingan kepada para petani rumput laut dalam menghadapi terpaan El Nino. Dia membeberkan antisipasi yang paling memungkinkan adalah dengan terus memasok bibit yang berkualitas dan tahan cuaca.

Namun, meski terdapat sikap pesimistis, Coco mengungkapkan, beberapa produsen dari Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Timur (NTT) tetap optimistis dengan target sebelumnya karena wilayah tersebut berkembang dengan pesat.

Sebelumnya KKP mengklaim produksi rumput laut Indonesia sepanjang 2013 tercatat 8,2 juta ton atau 9,33% di atas target sebanyak 7,5 juta ton. Jumlah tersebut berasal dari gabungan jenis rumput laut cottonii dan gracillaria.  Jumlah tersebut diperkirakan bisa lebih banyak lagi karena belum termasuk produksi jenis caulerpa dan sargassum.

Di sisi lain, Safari Azis, Ketua Umum Asosiasi Rumput Laut Indonesia (ARLI) mengatakan, El Nino memang mengkhawatirkan, tetapi tidak terlalu dianggap ancaman karena pada kuartal I tahun ini produksi dinilai lebih baik.

“Kami lebih menginginkan adanya penetapan kawasan khusus atau klaster bagi petani rumput laut. Tujuannya agar keberlangsungan produksi tetap terjaga,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (13/5/2014).

Alasannya, terdapat beberapa kasus seperti pembangunan smelter dan kawasan pariwisata yang mengancam area produksi rumput laut. Lebih lanjut, adanya zonasi kawasan produksi dapat mempermudah pendataan yang lebih akurat.

“Selain itu, guna menghadapi El Nino, kami harap pihak KKP memperbanyak penyuluhan dan pendampingan kepada petani rumput laut. Kami merasa penyulusah dan pendampingan tidak semarak dulu lagi,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Giras Pasopati
Editor : Fatkhul Maskur

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper