Bisnis.com, JAKARTA—Kalangan dunia usaha nasional di sektor perbenihan tanaman jagung diminta lebih mampu berinovasi menelurkan varietas hibrida unggul.
Hal itu perlu dilakukan agar secara perlahan dominasi asing di sektor yang krusial tersebut dapat terkikis.
Kementerian Pertanian melansir, sampai pada akhir tahun lalu nyaris seluruh kebutuhan benih jagung hibrida disuplai oleh 4 perusahaan berbasis penanaman modal asing (PMA).
Keempatnya adalah PT BISI International Tbk., DuPont Indonesia, Monsanto Indonesia, dan PT Syngenta Indonesia.
“Kebutuhan benih jagung nasional sekitar 30.000 ton, sedangkan Empat perusahaan itu saja produksi kurang lebih sudah 40.000 ton,” ujar Direktur Perbenihan Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Bambang Budhianto, Senin (5/5/2014).
Dia menjelaskan luas areal penanaman jagung Indonesia sekitar 4 juta ha, dan setengahnya atau 2 juta ha ditanami oleh benih jagung hibrida.
Bambang menjelaskan, produsen dalam negeri, utamanya BUMN, sejatinya memiliki potensi untuk masuk ke pasar tersebut.
Hanya saja, paparnya, BUMN yang bergerak di sektor tersebut kurang inovatif sehingga selalu tertinggal dalam pengembangan varietas.