Bisnis.com, BEKASI--PT Bina Bangun Wibawa Mukti (BBWM) (Persero), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kabupaten Bekasi yang bergerak di sektor minyak dan gas, membangun satu kilang gas dengan nilai investasi sebesar US$35 juta atau setara dengan Rp420 miliar.
Langkah itu dilakukan seiring dengan besarnya potensi gas Kabupaten Bekasi bisa mencapai 70 juta kaki kubik per hari. Sementara jumlah produksi gas saat ini 32 juta kaki kubik per hari.
Dirut BBWM Prananto Sukodjatmoko mengatakan dalam pengembangan investasi ini, perusahaan segera membangun satu sampai dua kilang baru dengan pembiayaan mandiri.
Sumber dana berasal dari keuntungan bisnis tanpa mengurangi setoran Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang sudah berjalan sekitar Rp35 miliar per tahun.
“Dengan langkah ini, hasil produksi dan penjualan elpiji ditargetkan bisa meningkat dua kali lipat dari saat ini,” ujar Prananto, Jumat (2/5/2014).
Selain memiliki potensi gas bumi cukup besar, kata dia, Bekasi memiliki potensi pasar yang tinggi dengan partisipasi pemenuhan kebutuhan elpiji mencapai 40% dari jumlah kebutuhan konsumsi elpiji Pulau Jawa sebesar 9,9 ribu ton per hari.
Dari total partisipasi tersebut, sekitar 80% elpiji dipasok untuk kebutuhan industri dan 20% sisanya disalurkan kepada masyarakat yang menerima elpiji bersubsidi. “Cadangan gas Kabupaten Bekasi salah satu yang terbesar di Pulau Jawa,” terang Prananto.
Pihaknya optimistis mampu mengubah BUMD minyak dan gas milik Pemerintah Kabupaten Bekasi itu dari keadaan pasif menjadi aktif berinvestasi. Dia punya alasan kuat untuk bisa mencapai target tersebut. Pertama, PT BBWM telah ditopang oleh Sumber Daya Manusia (SDM) profesional.
Kedua, perusahaan telah menguasai teknologi pengolahan gas. Ketiga, punya modal tanpa bergantung pada pihak lain.
“Tiga alasan tersebut yang membuat jajaran direksi sangat yakin mampu membawa perusahaan dapat memenuhi kebutuhan gas masyarakat yang terus meningkat,” paparnya.
Direktur Keuangan PT BBWM Eko Budhi Purnawan mengatakan rincian investasi sebesar US$35 juta digunakan untuk infrastruktur kilang dan lahan sekitar US$ 25 juta, serta US$ 10 juta untuk pengadaan pipa-pipa distribusi dari kilang ke pelanggan. Kilang gas baru mampu memproduksi elpiji setara dengan kilang gas yang telah ada.
“Kami targetkan satu kilang baru sudah terbangun sebelum akhir 2016,” ujarnya.