Bisnis.com, JAKARTA – Kendati April mengalami deflasi 0,02%, tingkat penurunan harga itu tidak setinggi periode sama tahun lalu yang mencapai 0,1%, karena terpengaruh Pemilihan Umum Legislatif 2014.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengemukakan beberapa komoditas mengalami inflasi selama Pemilu Legislatif karena peningkatan permintaan, seperti pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,45%, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,25%, dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,2%.
Adapun deflasi, hanya dialami oleh kelompok bahan makanan 1,09% dan sandang 0,25%.
“Untungnya, kekuatan deflasi sandang dan bahan makanan bisa mengimbangi inflasi kelompok lain yang diakibatkan oleh kampanye semasa Pemilu,” katanya, Jumat (2/5/2014).
Namun, menilik data statistik April 2009, deflasi dapat mencapai 0,31% meskipun pada saat yang sama berlangsung Pemilu Legislatif.
Suryamin menjelaskan saat itu Indonesia terimbas krisis finansial global sehingga daya beli masyarakat melemah. “Sementara, sekarang tidak ada krisis. Kenaikan harga minyak juga tidak terlalu jauh,” ujarnya.