Bisnis.com,JAKARTA -- Pemerintah mentargetkan 10 unit pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) bakal rampung tahun ini, smelter milik Freeport dan Newmont termasuk dalam rencana tersebut. Untuk itu, pemerintah akan memantau dan mengawasi proses pembangunannya.
Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Mineral Ditjen Minerba Dede Ida Suhendra mengatakan smelter milik Freeport dan Newmont merupakan smelter yang berada dalam pengawasan pemerintah. Hal itu dilakukan mengingat kedua perusahaan tersebut ingin segera melakukan ekspor konsentrat tembaga meskipun smelter-nya belum rampung.
“Kami fokus pada 10 smelter yang harus rampung tahun ini, 5 smelter merupakan milik perusahaan yang mengajukan SPE [surat persetujuan ekspor], sementara sisanya adalah perusahaan yang tidak melakukan ekspor,” kata Dede, Selasa (29/4/2014).
Dede menyebutkan 5 perusahaan yang tengah mengajukan SPE tersebut dipaksa menyelesaikan pembangunan pabrik pengolahannya pada tahun ini. Pihaknya tidak ingin keluarnya SPE ternyata tidak dibarengi dengan pembangunan smelter.
Lima perusahaan yang dimaksud Dede adalah PT Freeport Indonesia, PT Newmont Indonesia, PT Sebuku Iron Lateritic Ores (SILO), PT Daya Swasta dan PT Lumbung Mineral.
“Tentunya kami tidak ingin ada kejadian SPE keluar namun pembangunan smelter-nya tidak jalan. Kami tidak mau kecolongan lagi,” jelas Dede.