Bisnis.com, JEMBRANA, BALI - Asosiasi peternak menyatakan usaha pembibitan (breeding) sapi lokal tidak menarik minat peternak karena harga sapi bakalan biasa dan premium tidak berbeda.
"Harga bibit unggul disamakan dengan harga yang biasa. Masalahnya kan sapi beranak cuma 1 ekor, waktunya juga 1,5 tahun baru bisa. Ya sudah rugi terus," tutur Ketua Asosiasi Sapi (Apsa) Bali Ketut Mupu, Sabtu (26/4/2014).
Mupu menjelaskan, saat ini harga sapi bakalan di level petani yang sudah siap adalah Rp5,5 juta untuk pejantan, sementara betina sekitar Rp4,5 juta.
Harga itu, katanya, untuk bibit berusia 6-7 bulan akan menjadi 6 juta bobotnya bagus di atas 75 kg atau bahkan mencapai 100 kg.
Dia mamaparkan, breeding untuk mendapatkan sapi bali unggulan amat susah dan beresiko tinggi, ditambah lagi dengan pengetahuan peternak yang belum sepenuhnya memadai.
"Masalahnya, pengamatan petani sering tidak cermat, kalau belum atau kelewatan masa puncak, ya tidak jadi," ungkap Mupu.
Oleh karena itu, dia mengatakan bahwa pihaknya meminta kepada pemerintah untuk segera melakukan sertifikasi terhadap sapi Bali bakalan unggulan, demi membuat peternak bergairah bergelut dalam soal breeding lagi.