Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Antisipasi MEA 2015, Ini Saran Dino Patti Djalal

Agenda politik Pemilu 2014 tidak boleh membuat Indonesia lengah dalam mempersiapkan diri untuk menghadapi pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean pada akhir 2015.n
Dino Patti Djalal. Ini saran dia untuk menghadapi MEA 2014/Antara
Dino Patti Djalal. Ini saran dia untuk menghadapi MEA 2014/Antara

Bisnis.com, SEMARANG--Agenda politik Pemilu 2014 tidak boleh membuat Indonesia lengah dalam mempersiapkan diri untuk menghadapi pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean pada akhir 2015.
 
Peserta konvensi Capres Partai Demokrat Dino Patti Djalal menuturkan hiruk-pikuk politik berisiko membuat Indonesia lengah atas potensi dan tantangan MEA 2015.
 
"Waktu untuk pemerintahan baru nanti sangat sempit, hanya 1 tahun lebih sedikit. MEA 2015 ini perlu dijelaskan ke pedagang, ke asongan, ke pekerja, tapi jangan dengan bahasa regulasi," ujarnya dalam kunjungan ke kantor perwakilan Bisnis Indonesia Semarang, Selasa (22/4).
 
Jelang MEA 2015, imbuhnya, masyarakat Indonesia harus diyakinkan bahwa potensi pasar tidak lagi 250 juta penduduk Indonesia, melainkan 600 juta penduduk Asia Tenggara.
 
"Kita banyak produk bagus, tapi tidak bisa dipasarkan dan kurang baik pengemasannya. Misalnya, tas kulit produksi Tasikmalaya dijual Rp65.000, padahal bisa dijual US$500 di luar negeri kalau paketnya bagus," kata Dino.
 
Di samping itu, pelatihan teknis untuk pekerja dinilai sangat penting untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing.
 
"World Bank bilang hanya 5% pekerja kita yang pernah mendapat pelatihan. Ini perlu lebih tinggi lagi. Harus lebih banyak pelatihan," tuturnya.
 
Minimnya SDM berkualitas, lanjut Dino, antara lain ditemui ketika berkunjunga ke sentra produk kulit di Bandung.
 
"Produk kulit di Bandung itu bagus, bahan baku ada, tapi tukang jahit kulit yang bagus tidak ada. Potensi tidak tergarap optimal karena terbatas SDM-nya," kata Dino
 
Selain itu, pola pemasaran produk dengan mengandalkan kunjungan ke kawasan sentra produksi perlu direvitalisasi. Menurutnya, UMKM potensial harus didorong untuk berpartisipasi dalam pameran perdagangan di luar negeri.
 
"Trade show selalu laku keras, tapi pedagang kita yang ikut trade show di luar negeri masih sedikit, paling hanya satu lusin. Pemerintah harus bisa bantu akses pasar dan fasilitasi," ujarnya.
 
Langkah yang tak kalah penting untuk menghadapi pasar global, imbuhnya, adalah dengan melakukan riset dan adaptif terhadap kebutuhan pasar.
 
"Ukiran Jepara itu produk eksotis, tapi harus tahu selera bule. Kalau bisa agak minimalis, jadi tidak terlalu '70-an yang old fashioned," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ana Noviani
Editor : Ismail Fahmi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper