Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia Property Watch (IPW) menilai rencana akuisisi PT Bank Tabungan Negara Tbk. oleh PT Bank Mandiri Tbk. memuat banyak kejanggalan.
Direktur Eksekutif IPW Ali Tranghanda mengatakan salah satu kejanggalan ada pada penggantian direksi BTN oleh 2 direksi baru dari Bank Mandiri.
Hal itu, jelasnya, dilakukan sebelum surat rencana akusisi dikeluarkan. Dengan demikian, sambung Ali, saat ini terdapat 3 orang direksi eks Bank Mandiri di BTN.
“Apakah ada tekanan dari pihak lain kepada direksi BTN sehingga sampai saat ini tidak ada upaya dari direksi BTN untuk melakukan perlawanan?,” katanya dalam keterangan resmi, Minggu (20/4/2014).
Dia menuturkan rencana akuisisi ini juga janggal sebab akan dilakukan menjelang pemilihan umum presiden 2014.
Padahal, sebutnya, rencana akuisisi BTN saat ini tidak memiliki urgensi sebab BTN memiliki kinerja yang tidak buruk. “Ada apa sebenarnya?” ujar Ali.
Selain itu, Ali menyoroti peran utama Bank Mandiri dalam rencana akuisisi tersebut.
Menurutnya, beberapa alasan yang dilontarkan pemerintah terlalu mengada-ada. Salah satunya adalah dalam rangka kesiapan menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
“Yang ada malah akan memperburuk porto folio bank BUMN di segmen menengah bawah dengan pasar yang sangat besar. Fokus BTN sebagai sumber pembiayaan rumah murah akan bergeser,” jelasnya.
Alasan lain, tambah Ali, adalah melalui akuisisi BTN akan semakin besar dalam penyaluran kredit perumahan murah. Dalih itu, ujarnya, menggambarkan ketidakpahaman pemerintah dalam melihat sistem perumahan nasional.
“Tersendatnya penyaluran rumah rakyat bukan semata-mata kesalahan BTN, melainkan sistem perumahan yang tidak berjalan baik dibawah komando Kementerian Perumahan Rakyat,” imbuhnya.