Bisnis.com, JAKARTA - Istana menegaskan kenaikan IHSG dan nilai tukar rupiah tidak ada hubungannya dengan sentimen pasar terhadap calon presiden tertentu.
Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Pembangunan Firmanzah mengatakan IHSG dan rupiah naik karena penguatan fundamental perekonomian Indonesia.
Rentetan kebijakan pemerintah, menurutnya, berdampak positif pada indikator aktivitas perekonomian nasional dan mampu meyakinkan investor untuk kembali menggelontorkan dana ke Tanah Air.
“Tren penguatan fundamental ekonomi dan sentimen para pelaku pasar ke perekonomian Indonesia sejak awal 2014 lebih diakibatkan oleh serangkaian kebijakan yang telah ditempuh sepanjang semester II/2013, bukan karena sentimen pasar yang terjadi sesaat karena munculnya capres,” kata Firmanzah seperti dikutip laman setkab.go.id, Senin (14/4/2014).
Firmanzah mengakui pergerakan jangka pendek pasar keuangan bisa dipicu oleh kejadian tertentu, tetapi pada akhirnya pelaku pasar tetap berpegang pada fundamental ekonomi sebelum berinvetasi.
Dia mencontohkan pergerakan pasar selama pekan pemilu legislatif. IHSG yang turun 3,16% pasca pengumuman hasil hitung cepat pemilu pada Kamis kembali menguat 1,07% pada Jumat lalu.
“Jadi, terlepas dari sejumlah klaim capres akan membaiknya IHSG dan nilai tukar rupiah akhir-akhir ini, hal yang tidak dapat dipungkiri adalah semakin kuatnya fundamental ekonomi Indonesia yang membuat pergerakan trend positif sejak awal 2014 di pasar keuangan,” papar Firmanzah.