Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia Harapkan Investasi Padat Karya dari Jepang

Pemerintah Indonesia berharap investasi di sektor industri padat karya dari Jepang di Indonesia bisa meningkat dengan signifikan.nn

Bisnis.com, JAKARTA-- Pemerintah Indonesia berharap investasi di sektor industri padat karya dari Jepang di Indonesia bisa meningkat dengan signifikan.

Menteri Perindustrian M.S. Hidayat mengatakan sampai beberapa tahun ke depan, investasi dari Jepang masih akan terus mengalir ke Indonesia.

Adapun jenis industri yang terus masuk sebagian besar adalah industri barang modal seperti telekomunikasi, otomotif, elektronik dan mesin. Meski sektor-sektor industri tersebut masih sangat dibutuhkan di dalam negeri, Hidayat juga berharap sektor industri padat karya bisa mengikutinya.

Sampai lima tahun depan masih banyak investasi yang bernilai tambah, masih terbesar dari Jepang. Namun, kami juga menginginkan nantinya akan masuk industri mereka yang padat karya,” kata Hidayat di Jakarta, Jumat (11/4).

Adapun saat ini, agar investasi dari Jepang bisa terus meningkat, pemerintah Indonesia mendesak agar pelaksanaan kerjasama ekonomi antara Indonesia dengan Jepang (Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement/ IJEPA) segera dievaluasi. Pasalnya, ketidakseimbangan perdagangan terjadi pada seluruh sektor yang masuk dalam kerjasama.

Selama 5 tahun perjanjian berlangsung, Indonesia menjadi pihak yang dirugikan. Padahal, dalam perjanjian bilateral ada kesepakatan harus menguntungkan kedua belah pihak.

Dia meminta agar kerjasama dilakukan dengan fair. Dengan diperbaikinya perjanjian IJEPA, Hidayat berharap akan membuat posisi Indonesia menjadi lebih menguntungkan.

Salah satu kerjasama hasil IJEPA untuk penguatan basis dan daya saing industri nasional yakni Manufacturing Industrial Developmet Center (MIDEC). Selama 5 tahun pertama, kerjasama belum memberikan hasil optimal.

“Ya MIDEC tidak berjalan dengan lancar, MIDEC itu kan bimbingan teknologi kepada pekerja, kami harap dengan dievaluasi bisa berjalan dengan lancar,” kata Hidayat.

 Dari tiga belas sektor industri yang digarap, hanya lima sektor yang implementasinya baik yakni pengelasan, pencetakan dan pemotongan logam, otomotif, elektronik, dan konservasi energi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Riendy Astria
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper