Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA) siap menjalin kerja sama bisnis sebagai tindak lanjut dari nota kesepahaman (MoU) pada 2006 yang ditandatangani oleh Kadin Indonesia dan Kadin UEA (ICC UEA).
Upaya memperkuat kerja sama itu dilakukan salah satunya melalui penandatanganan MoU antara pemerintah kedua negara di Jakarta, Selasa (8/4/2014).
Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Kewirausahaan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Edy Putra Irawady mengatakan Dubai di UEA merupakan titik rantai perdagangan (supplay chain) paling murah karena terletak di tengah jalur perdagangan dunia.
"Dubai itu point perdagangan, artinya bagaimana kita berniaga dengan biaya transaksi yang efisien. Di sana itu merupakan zona pengolahan dan pergudangan," kata Edy di sela-sela acara itu.
Edy menambahkan Dubai menjadi tempat paling efisien di dunia karena tidak memungut biaya pengolahan, sewa gudang, hingga transportasi. "Jika kita berpikir global kita harus cari supplay chain paling murah dari sisi waktu dan jaringan," ujarnya.
Pihaknya mendorong Kadin khususnya para pelaku UMKM untuk memanfaatkan kerja sama dua negara itu termasuk untuk memasarkan produk melalui Dubai.
Dia menilai produk Indonesia yang kemungkinan bisa masuk melalui Dubai adalah fesyen muslim dan berbagai produk halal. "Kami menyediakan program inkubator bisnis bagi pelaku UMKM untuk bisa mengakses pasar Dubai," paparnya.
Dalam kesempatan itu, CEO Jebel Ali Free Zone (JAFZA) Dubai Ibrahim Al Janahi mengatakan pelaku usaha di Indonesia harus mampu menempatkan bisnisnya pada zona perdagangan bebas yang paling sukses di dunia.