Bisnis.com, JAKARTA – Pakar menilai perbaikan sistem pertanian dan bahan pangan menjadi kunci untuk mengatasi efek buruk dari ledakan penduduk pada masa mendatang.
Rektor Institut Pertanian Bogor Hery Suhardiyanto memperkirakan bahwa pada 2050 akan ada 400 juta penduduk di Indonesia, dan sampai sejauh ini, pihaknya mengungkapkan bahwa produksi pangan belum bisa mengimbangi pertumbuhan penduduk itu.
Di sisi lain, katanya, ketergantungan impor sangat berbahaya, karena jelas-jelas tidak menguntungkan petani, nelayan, peternak dan negara Indonesia dalam jangka panjang.
"Tidak mudah karena kita lebih suka jalan pintas. Kalau kita tergantung impor, ya bahaya. Apalagi tata-niaga yang sering tidak sehat. Kalau kita bangun pertanian, maka kita juga menyejahterakan rakyat. Tapi membangunnya tidak mudah," ujar Herry di sela Agrinex Expo 8th, Jumat (28/3/2014).
Namun, membangun pertanian sangat tidak mudah karena dibutuhkan konsistensi dan kesadaran.
Dia menggambarkan bahwa membangun pertanian berbeda dengan membuka pabrik. Sebab, sistem pertanian sifatnya lebih sistemik, harus diperbaiki dari hulu hingga hilir serta bagaimana memperoleh nilai tambah dan mengembangkan riset yang bisa diaplikasikan.
Herry menjabarkan diperlukan tahapan-tahapan strategi dan bisnis pertanian yang konsisten, seperti menarik minat generasi muda untuk terlibat di pertanian. Kemudian, tambahnya, bagaimana mengantarkan inovasi ini ke tangan masyarakat pelaku usaha.