Bisnis.com, SURABAYA- Kementerian Pertanian menyediakan dana kontijensi Rp3 triliun yang bisa digunakan sewaktu-waktu bila terjadi serangan hama secara masif.
Menteri Pertanian Suswono menguraikan transisi pancaroba menyebabkan potensi ledakan hama. Oleh karenanya, pemerintah daerah diminta mengantisipasi.
"Kami memberi warning [peringatan] ke daerah agar antisipasi sejak dini, agar tidak eksplosif," jelas Suswono usai Musyawarah Rencana Pembangunan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 di Surabaya, Kamis (6/3/2014).
Pernyatan soal potensi ledakan organisme pengganggu tanaman juga disampaikan Suswono di hadapan 38 perwakilan kabupaten/kota yang hadir dalam pertemuan itu.
"Sekarang belum, mudah-mudahan tidak, tapi kalau terjadi kami akan membantu menyediakan pestisida," tambah Suswono.
Suswono menilai potensi ledakan gangguan hama tanaman bisa diatasi, salah satunya dengan melakukan penanaman serentak.
Indikasi meluasnya serangan organisme pengganggu tanaman di Jawa Timur terlihat sejak 2013 lalu.
Badan Pusat Statistik mencatat pada musim penghujan tahun lalu serangan tikus meningkat 74% dan wereng batang cokelat naik 58,95%.
Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan Dinas Pertanian Jatim Akhmad Nur Falakhi menguraikan peningkatan hama dipicu musim penghujan yang lebih panjang.
Saat bersamaan, petani lebih banyak menanam padi.
"Tikus naik karena penanaman padi terus ada dan wereng karena cuaca lembab," jelasnya soal penyebab peningkatan gangguan tanaman pada 2013 lalu.
Menurutnya, fenomena serupa bisa berulang tahun ini akibat hujan yang diprediksi lebih panjang dari kemarau.
Oleh karena itu, petani diminta mengamati persemaian untuk musim tanam yang mulai bulan ini.
Bila mulai benih sudah terlihat telur wereng, sambungnya, langsung isolasi dan dibersihkan sejak di bibit sehingga tidak meluas.
Pengamatan ini diharapkan bisa dilakukan petani sendiri mengingat keterbatasan petugas pemantau hama.
"Setelah itu pertanaman harus serentak, maksimal 1-10 hari perbedaan tanam dalam satu kawasan. Ini agar serangan tidak meluas," tegasnya.
Dalam peta produksi komoditas pangan nasional, Jawa Timur berkontribusi 17,7% untuk padi, 31,2% untuk jagung dan 42,4% untuk kedelai.
Produksi padi Jatim pada 2013 mencapai 12 juta ton dari produksi nasional 71,2 juta ton. Sedangkan produksi jagung 5,7 juta ton dari produksi nasional 18,5 juta ton.
Adapun produksi kedelai Jawa Timur periode yang sama 329.461 ton dari produksi nasional 780.163 ton.
Gubernur Jawa Timur Soekarwo menguraikan, pada 2014 luas pertanaman jagung naik.
Pemerintah, ujar Soekarwo, tengah menggandeng Perhutani agar jagung bisa ditumpangsari dengan tanaman keras.
"Kami sudah jajaki kemungkinan menggunakan lahan perhutani untuk menanam jagung," jelasnya.
Pemanfaatan lahan guna ketahanan pangan, sambungnya, juga sudah dilakukan dengan TNI Angkatan Darat.