Bisnis.com,JAKARTA – The International Service for the Acquisition of Agri-Biotech Applications (ISAAA) yaitu sebuah organisasi nirlaba dalam aplikasi bioteknologi menerbitkan sebuah laporan yang menyatakan lebih dari 18 juta petani di 27 negara telah menerapkan bioteknologi untuk meningkatkan produksi tanaman pangannya.
Metode pemuliaan tanaman yang lebih modern atau dikenal dengan nama bioteknologi atau sering disingkat produk biotek, digadang-gadang oleh sebagian pengamat pertanian sebagai solusi memecahkan kebuntuan pencapaian ketahanan pangan dunia.
Seperti dikutip Bisnis, Minggu (2/3/2014), Clive James, Ketua Dewan Emeritus ISAAA sekaligus sebagai penulis laporan mengatakan terjadi peningkatan luasan tanam dari 1,7 juta ha pada 1996 menjadi lebih dari 175 juta ha pada 2013.
“Amerika Serikat menjadi negara terbesar produsen tanaman biotek di dunia dengan luasan lahan mencapai 70,2 juta ha atau sekitar 40% dari total luasan tanaman di seluruh dunia,” ujar Clive dalam laporan tersebut.
Laporan tersebut juga menyatakan bahwa lebih dari 90% atau sekitar 16,5 juta petani yang menanam tanaman biotek merupakan petani miskin. Dari 27 negara yang menanam tanaman biotek ini, 8 diantaranya adalah negara industri sedangkan sisanya,19 negara tergolong sebagai negara berkembang.