Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

GE Teken 3 Kerja Sama Tenaga Listrik

General Electric (GE) menandatangani tiga kontrak kerja sama proyek tenaga listrik yang menggunakan teknologi mesin gas dengan bahan bakar bambu dan serpihan kayu.

Bisnis.com, JAKARTA—General Electric (GE) menandatangani tiga kontrak kerja sama proyek tenaga listrik yang menggunakan teknologi mesin gas dengan bahan bakar bambu dan serpihan kayu.

Handry Satriago, CEO GE Indonesia, mengatakan kerja sama proyek tenaga listrik itu dapat mempercepat konversi bahan bakar minyak ke gas pada pembangkit listrik di dalam negeri. Konversi itu juga dapat menjaga ketahanan energi dan membantu pemerintah mengurangi subsidi.

“Teknologi gasifikasi biomassa terintegrasi yang menggunakan teknologi gas akan digunakan pada pembangkit listrik tenaga biomassa di Indonesia,” katanya di Jakarta, Selasa (25/2/2014).

Dua pembangkit listrik dari tiga kerja sama tersebut merupakan bagian dari kerjasama pembangunan pembangkit listrik 1 megawatt di Pulau Sumba, dan pembangkit dengan kapasitas 150 kilowatt di Bangli, Bali.

Kedua pembangkit tersebut merupakan pembangkit listrik pertama di Indonesia yang menggunakan bambu dan serpihan kayu sebagai bahan bakarnya.

Kemudian, GE juga akan memasok empat unit mesin gas 12V275GL+, dan dua unit VGF48GL untuk meningkatkan fasilitas stasiun kompresi gas Lembak milik Pertamina, yang berlokasi di dekat kota Palembang.

Mesin tersebut nantinya akan meningkatkan tekanan transmisi gas ke dalam tabung gas cair dan tabung pengembangan pembangkit listrik milik pelanggan.

Selain itu, GE Oil & Gas dan GE Distributed Power juga menandatangani nota kesepahaman dengan PLN Enjiniring untuk mengembangkan proyek integrated virtual pipeline power generation.

Susilo Siswoutomo, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan pemerintah akan melakukan apa saja untuk menjaga ketahanan listrik di dalam negeri. Dengan begitu, diharapkan tidak ada lagi daerah yang mengalami defisit tenaga listrik seperti di Medan Sumatra Utara.

“Apapun akan kami lakukan agar tidak terjadi defisit tenaga listrik. Kami akan mempermudah perizinan agar investor mau menanamkan modalnya,” ujarnya.

Menurutnya, defisit listrik yang terjadi saat ini merupakan akibat dari sulitnya perizinan untuk membangun pembangkit listrik. Padahal, bisnis kelistrikan merupakan investasi jangka panjang dan baru dapat dinikmati 5-6 tahun setelahnya.

Dalam kesempatan tersebut GE mengumumkan investasinya senilai US$1,4 miliar pada bisnis kelistrikan yang baru dibangunnya, untuk membantu memenuhi meningkatnya permintaan dunia terhadap sistem daya listrik.

Presiden dan CEO GE Distributed Power, Lorraine Bolsinger, mengatakan bisnis Distributed Power kami sangat ideal diposisikan untuk melayani masyarakat. Pasalnya, saat ini ada sekitar 1,3 miliar orang yang tidak memiliki akses listrik.

“Perkembangan sistem pembangkit listrik terdistribusikan memiliki manfaat bagi masyarakat dan pelaku industri di seluruh dunia, karena daya listrik sangat penting untuk meningkatkan kualitas kehidupan dan pertumbuhan ekonomi.” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lili Sunardi
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper