Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Surplus Beras Diprediksi Bertahan Hingga 2014

Meskipun setiap tahun lahan menyusut karena dipergunakan untuk permukiman dan industri, namun Indonesia disebutkan masih terjadi surplus beras sebesar 10 juta sepanjang periode 2010-2014.
Beras/Antara
Beras/Antara

Bisnis.com, JAKARTA— Meskipun setiap tahun lahan menyusut karena dipergunakan untuk permukiman dan industri, namun Indonesia disebutkan masih terjadi surplus beras sebesar 10 juta sepanjang periode 2010-2014.

Direktur Utama PT Sang Hyang Seri (Persero) yang juga Dosen Institut Pertanian Bogor (IPB) Dr Upik Ruslina Wasrin mengatakan selama 2013 juga terjadi surplus beras 10 juta ton. Dimana, penduduk Indonesia diperkirakan mencapai 235 juta, dan membutuhkan beras sebanyak 235 juta x 139 kg/orang, atau sekitar  32.665 juta ton.

Sedangkan untuk produksi beras, tahun tersebut terjadi peningkatan produksi padi sebesar 72 juta ton GKP (Gabah Kering Panen) atau setara dengan 39.600.000 ton beras, sehingga secara teori sudah melebihi kebutuhan.  Namun, realitas di lapangan realisasi tahun 2013 hanya 69,27 juta ton atau setara dengan 38.098.500 ton beras, namun masih tetap dapat mencapai swasembada.

Sedangkan target di tahun 2014 produksi beras sebesar 43.046.000 ton, dengan kebutuhan hanya 33.013.000 ton.  Artinya masih akan ada surplus sebesar 10 juta ton beras. “Selama 2010-2014, surplus beras masih akan mencapai 10 juta. Dengan demikian dapat dikatakan swasembada beras sudah tercapai di tahun 2010 – 2014 ini,” ujar Upik dalam siaran persnya, Senin (24/2/2014).

Menurut Upik, pencapaian swasembada beras itu karena iklim yang kondusif bagi para petani, termasuk adanya kebijakan petani mandiri yang dikeluarkan pemerintah.

Kedepannya, pemerintah diharapkan dapat lebih fokus memberikan perhatian untuk meningkatkan hasil produktifitas pertanian, dan mensejahterakan kehidupan petani seperti melalui program penampungan hasil produksi petani, melalui BUMN, termasuk kebijakan penerapan sistem Resi Gudang.

Selain itu, perlu juga disiapkan program asuransi pertanian yang dirancang untuk mengurangi resiko bencana terhadap hasil pertanian, agar segala resiko petani, misalnya serangan hama, akan ditanggung oleh perusahaan asuransi.  Kemudian, meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana irigasi, pembangunan jalan jalan di daerah pertanian, tempat penyimpanan hasil produksi petanian komunal, serta meningkatkan subsidi untuk benih dan pupuk.

Lebih lanjut Upik memaparkan, dari APBN tahun 2013 sebesar Rp.1.842,49 triliun, alokasi anggaran untuk pertanian hanya sebesar 0,83% jauh lebih kecil dibandingkan dengan anggaran pendidikan yang mencapai 20,02%, alokasi anggaran untuk Infrastruktur sebesar 11,18%.

Karena itu dia berharap alokasi anggaran itu lebih besar dan sektor pertanian mendapatkan porsi yang sama, atau tidak terjadi gap yang terlalu jauh. (Bisnis.com)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper