Bisnis.com, JAKARTA - Kekecewaan 1.000 perusahaan Eropa yang beroperasi di Indonesia terhadap iklim bisnis dan investasi di negara ini mencapai klimaks.
Kamar Dagang dan Industri Eropa di Indonesia, European Business Chamber of Commerce atau EuroCham, menerbitkan laporan Position Papers 2013 dengan jumlah 190 halaman berisi sejumlah permasalahan yang dihadapi pebisnis Eropa di Indonesia.
“Dengan terbitnya position papers ini, kami tidak mencari sebuah deal-deal-an bisnis, tetapi kami mencari perbaikan bisnis di Indonesia. Kami ingin terlibat dalam dialog proaktif dengan pemerintah Indonesia untuk merumuskan perbaikan regulasi di negara ini,” kata Jacob Friis Sorensen, Chairman EuroCham Indonesia di Jakarta pada Kamis (20/2/2014) malam.
Menurut Jacob, Indonesia merupakan pemain penting dalam dunia bisnis baik di Asean, G-20 ataupun Apec.
Oleh karena itu, melihat kondisi bisnis dan investasi di Indonesia saat ini, sangat disayangkan masih banyak sekali permasalahan yang dihadapi.
Menurut catatan EuroCham, setidaknya nilai investasi perusahaan-perusahaan Uni Eropa di Indonesia pada 2013 mencapai US$2,41 miliar pada 2013.
Kondisi itu telah menciptakan lebih dari 1,1 juta lapangan pekerjaan dalam industri bernilai tambah, seperti infrastruktur, manufaktur, farmasi dan perbankan.
Meski demikian, menurut Jacob, potensi keuntungan timbal balik yang diperoleh saat ini seharusnya lebih besar jika hambatan-hambatan perdagangan dihapuskan dan hubungan ekonomi Uni Eropa-Indonesia ditingkatkan.
“Position Papers 2013 ini sebagai masukan kepada pemerintah Indonesia dari perspektif dunia usaha Eropa, agar kelak iklim bisnis di Indonesia semakin baik,” kata Jacob.
Menurut perhitungan Bisnis, tercatat sebanyak 97 isu penting atau pokok permasalahan yang tercantum dalam laporan ini dan sedang ataupun telah dihadapi oleh perusahaan-perusahaan Eropa di Indonesia pada 2013.