Bisnis.com, PANGKEP – Semen Indonesia Group terus melebarkan sayapnya di Asia Tenggara. Setelah berhasil mengambil alih Thang Long Cement Vietnam, induk BUMN semen itu diharapkan segera merealisasikan ekspansi ke Myanmar.
Menteri BUMN Dahlan Iskan mengungkapkan salah satu opsi yang tersedia untuk merealisasikan ekspansi ke Myanmar adalah melalui pola joint venture dengan perusahaan setempat, serupa dengan strategi yang dijalankan di Vietnam.
“Dalam 2 bulan ke depan diharapkan pola investasinya sudah jelas,” ujarnya saat peresmian pabrik Semen Tonasa V di Pangkep, Sulawesi Selatan, Rabu (19/2/2014).
Sampai saat ini saja, dengan melebarkan sayap ke Vietman, Semen Indonesia berhasil memasok semen ke enam negara. Jika proses ekspansi ke Myanmar dapat dirampungkan, otomatis Semen Indonesia Group akan lebih mudah memperluas penetrasi pasar ke luar negeri, ujarnya.
Dahlan mengklaim Semen Indonesia Group saat ini menjadi produsen semen terbesar di Asia Tenggara.
“Percepatan pertumbuhan ini tentu tak lepas dari strategi untuk membentuk holding semen, setelah sebelumnya juga sukses memperkuat industri pupuk dengan membangun holding. Kami harap keberhasilan ini bisa dilanjutkan dengan membangun holding pada perusahaan perkebunan.”
Bagi Indonesia, BUMN holding semen itu disebutkan Dahlan merupakan salah satu perusahaan yang paling siap menghadapi pasar bebas Asean.
Sebagaimana diketahui, selama ini pasar semen di Asia Tenggara diperebutkan oleh dua pemain utama, yaitu Semen Indonesia Group dan Siam Cement Thailand.
Sekretaris Perusahaan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk Agung Wiharto mengungkapkan sampai saat ini rencana ekspansi ke Myanmar masih terus dikaji secara intensif.
“Kami juga berharap agar rencana investasi di Myanmar bisa berjalan lancar dan sesuai dengan harapan kita bersama. Perseroan akan lebih dulu melakukan due diligence ,” ujarnya.
Hingga saat ini Semen Indonesia Group belum bersedia menyebutkan nama perusahaan semen Myanmar yang akan dijadikan mitra strategis tersebut.