Bisnis.com, SURABAYA - Sebanyak lima penerbangan pesawat di Bandara Internasional Juanda Surabaya tertunda akibat landasan pacu di bandara tersebut tertutup oleh hujan abu yang tebal akibat letusan Gunung Kelud, Kediri (13/2/2014).
"Sampai pukul 05.00 WIB, ada empat penerbangan dari Surabaya yang tertunda keberangkatannya dan satu kedatangan pesawat yang terlambat," kata "Airport Duty Officer" Bandara Internasional Juanda, Herdiono, di Surabaya, Jumat (14/2/2014).
Menurut dia, penerbangan yang tertunda keberangkatannya adalah Citilink dengan rute penerbangan Surabaya-Jakarta dan Surabaya-Lombok, lalu Garuda Indonesia dengan rute Surabaya-Makassar dan Surabaya-Jakarta.
"Untuk kedatangan pesawat yang terlambat yakni armada Citilink dari Jakarta menuju Surabaya," ujarnya.
Sementara itu, "General Manager" Bandara Internasional Juanda, Trikora Harjo, mengemukakan kondisi peresmian Terminal 2 Bandara Internasional Juanda sangat ramai, meskipun terpaan abu Gunung Kelud masih menyelimuti bandara tersebut.
"Hujan abu Gunung Kelud turun sangat tebal sehingga masuk di 'meeting point'. Bahkan, sejumlah petugas kebersihan menyapu debu yang masuk," katanya.
Namun, tambah dia, secara keseluruhan abu Gunung Kelud belum mengganggu penerbangan. Sampai sekarang, pihak PT Angkasa Pura I masih berkoordinasi dengan otoritas bandara dan navigasi.
"Apalagi, kondisi ini sangat terkait dengan aspek keselamatan masyarakat," katanya.
Menanggapi dampak abu vulkanik Gunung Kelud, Kepala Dinas Perhubungan Jatim, Wahid Wahyudi, menyatakan pihaknya kini sedang melakukan koordinasi dengan dinas terkait.
"Hujan abu Gunung Kelud sangat berbahaya terhadap keselamatan penerbangan. Selama saya berangkat menuju Terminal 2, sejumlah ruas jalan juga tertutup abu vulkanik Gunung Kelud yang lumayan tebal," katanya.
Hujan abu melanda Kota Surabaya sejak Jumat dini hari dan pukul 08.00 WIB sudah tidak selebat sebelumnya.
Letusan Gunung Kelud antara lain terjadi pada tahun 1990, sebelumnya tahun 1966 setelah Gerakan 30 September dan tahun 1955. Letusan tahun 1990 menewaskan sekitar 250 orang dan letusan terakhir terjadi pada 2007, namun bersifat "letusan tertahan".