Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penyadapan Tradisional Picu Produktivitas Karet Rendah

Asosiasi Petani Karet Jawa Barat meminta pemerintah membantu petani karet meningkatkan produktivitas komoditas itu guna menggenjot nilai jual menjadi lebih tinggi.
Pemerintah harus lebih agresif melakukan peremajaan tanaman karet dengan menggantinya dengan bibit unggul serta menggenjot transfer teknologi. /bisnis.com
Pemerintah harus lebih agresif melakukan peremajaan tanaman karet dengan menggantinya dengan bibit unggul serta menggenjot transfer teknologi. /bisnis.com

Bisnis.com, BANDUNG—Asosiasi Petani Karet Jawa Barat meminta pemerintah membantu petani karet  meningkatkan produktivitas komoditas itu guna menggenjot nilai jual menjadi lebih tinggi.

Ketua Dewan Penasihat Asosiasi Petani Karet Jabar Iyus Supriatna mengatakan produktivitas tanaman karet milik petani di kawasan ini rata-rata hanya 1 ton per hektare per tahun, lebih rendah dibandingkan produsen karet di dunia seperti Malaysia dan Thailand.

“Produktivitas karet di Malaysia dan Thailand bisa mencapai 1,5-1,8 ton per ha per tahun,” katanya kepada Bisnis, Minggu (2/2/2014). Dia menjelaskan rendahnya produktivitas tanaman karet antara lain penggunaan benih yang tidak unggul serta pola penyadapan yang masih tradisional.

Menurutnya, petani selama ini tidak banyak menguasai teknik budi daya karet yang tepat dan baik dalam penguasaan teknolgi penyadapan. “Penggunaan bibit unggul dan pola penyadapan sangat mempengaruhi produktivitas karet di Jabar.”

Oleh karena itu, katanya, pemerintah harus lebih agresif melakukan peremajaan tanaman karet dengan menggantinya dengan bibit unggul serta menggenjot transfer teknologi pada petani. Hal ini didorong potensi ekspor tanaman karet yang saat ini sedang bagus, yang dipicu kondisi depresiasi rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

“Kalau ekspor karet banyak, setidaknya bisa menekan depresiasi rupiah terhadap dolar AS. Jadi, komoditas ini layak dikembangkan lebih banyak, terutama bagi rakyat,” jelasnya. Pihaknya menyebutkan luas lahan perkebunan di Jabar pada tahun 2012 mencapai 66.368 dengan jumlah luas lahan mencapai 55.750 ha. (Adi  Ginanjar Maulana/Wandik Panca Adiguna)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper