Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Freeport Minta Relaksasi Ekspor Mineral, Hidayat Lempar ke Hatta

Pemerintah berkukuh menerapkan bea keluar progesif terhadap produk mineral tanpa pemurnian , meskipun PT Freeport-McMoran Copper&Gold Inc meminta relaksasi.

Bisnis.com, JAKARTA- Pemerintah berkukuh menerapkan bea keluar progesif terhadap produk mineral tanpa pemurnian , meskipun PT Freeport-McMoran Copper&Gold Inc meminta relaksasi.

Menteri Perindustrian M.S. Hidayat mengatakan CEO Freeport Richard C. Adkerson sengaja datang ke Indonesia untuk berdiksusi mengenai bisnis hilir di Indonesia.

Kedatangan bos Freeport itu juga untuk membicarakan tentang aturan ekspor yang baru saja ditetapkan pemerintah pada 12 Januari 2014.

Menurut Hidayat, Freeport ingin kegiatan ekspor perusahannya tetap berjalan secara normal, sama halnya sebelum adanya UU Minerba.

“Dia bersedia membangun smelter bila mendapatkan relaksasi dari ketentuan pajak ekspor [bea keluar progresif]. Kalau saya bilang tetap tidak bisa, saya persilakan dia datang ke Menko Perekonomian Hatta Rajasa dan Menteri Keuangan Chatib Basri untuk bicara,” kata Hidayat seusai pertemuan tersebut di kantor Kemenperin, Rabu (29/1/2014).

Freeport tidak bisa mengelak dari aturan tersebut. Secara pribadi, dia tetap mengharuskan Freeport mengikuti aturan tanpa adanya relaksasi. Meski untuk program industri hilir kedua belah pihak sepakat, Hidayat tetap menginginkan Freeport menunjukkan komitmennya.

Menurut Hidayat, Freeport masih mempersoalkan keberadaan kontrak karya (KK). Freeport menganggap KK dianggap sejajar dengan UU.

“Ini memang dilematis buat Freeport, KK sumber hukum dia, dia mengikuti apa kata KK. Kemudian, Freeport menegaskan, mereka mau ikut dengan aturan di sini sepanjang keinginan mereka bisa dipenuhi,” tambah Hidayat.

Untuk mencari solusi, Hidayat menawarkan agar Freeport melakukan amandemen KK. Namun, hal tersebut belum mendapatkan respons.

“Saya bertemu dengan Freeport untuk membuat skema industrialisasi mineral, karena saya Menteri Perindustrian. Namun, mereka masih membuat catatan soal bea keluar itu, saya bilang Menperin tidak mengurusi itu, saya hanya memastikan, smelter harus terbangun dalam waktu 3 tahun.”

CEO Freeport Richard C. Adkerson mengatakan pihaknya memiliki komitmen untuk mengembangkan bisnis hilir di Indonesia. Kedatangannya ke Indonesia, sengaja untuk bertemu dengan pemerintah Indonesia untuk membicarakan berbagai hal, terutama mengenai bisnis hilir di Indonesia.

Terkait dengan aturan bea keluar ekspor mineral, Adkerson berharap bisa melanjutkan kegiatan operasional secara normal tanpa ada bea keluar atas ekspor.

“Sehingga kami bisa melanjutkan kegiatan kami. Pak Hidayat sudah mencatat dan dia menjelaskan bahwa regulasi duties itu kewenangan Menkeu,” kata Adkerson.

Hingga kini, pihaknya belum memiliki izin ekspor baru karena masih bergantung pada pembahasan soal penerapan bea keluar.

“Untuk tahun ini kami tidak melakukan pengiriman lagi, tetapi kalaupun ada pengiriman, kami memiliki beberapa pengiriman di bawah izin tahun 2013. Sekarang hanya suplai 40% konsenterat ke PT Smelting. Sekarang, yang akan kami lakukan adalah mencari solusinya.”

Rencananya, selain bertemu dengan Menperin, pihaknya akan menemui Menkeu dan Menko Perekonomian untuk mencari solusi yang terbaik.

Mengenai kewajiban membangun smelter, Freeport menyatakan mereka terbuka bila ada peluang membangun smelter di masa mendatang.

Namun, keputusan tersebut bergantung pada pembahasan terkait regulasi pemerintah yang baru terkait bea keluar progresif atas produk mineral tanpa pemurnian. “Yang terpenting kami berkomitmen untuk terus mengembangkan hilirisasi di Indonesia,” katanya.

Adkerson memperkirakan bila mereka membangun smelter baru dengan kapasitas sama dengan PT Smelting, maka dana yang dibutuhkan melebihi US$2 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Riendy Astria
Editor :

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper