Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku usaha industri makanan dan minuman memperkirakan potensi kerugian akibat banjir yang terjadi sepekan lebih mencapai Rp2 triliun untuk wilayah Jabodetabek.
Ketua Umum Gabungan Perusahaan Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) Adhi S. Lukman mengatakan potensi kerugian akibat banjir untuk wilayah Jabodetabek mencapai Rp200 miliar per hari.
Nilai tersebut diperoleh berdasarkan perhitungan omzet industri makanan dan minuman. Menurutnya, omzet industri ini pada 2013 mencapai Rp745 triliun. Adapun tahun ini, omzet ditargetkan bertumbuh 6% atau mencapai Rp789 triliun.
“Dibagi 365 hari sekitar Rp2,16 triliun. Kemudian, pasar di Pulau Jawa itu 40% atau sekitar Rp865 miliar. Sementara itu, di pasar Jabodetabek 25% dari pasar Pulau Jawa sehingga total omzet Jabodetabek mencapai Rp216 miliar, ya kerugian potensinya bisa Rp200 miliar per hari,” kata Adhi dalam Media Briefing Outlook Industri Makanan dan Minuman 2014 di Jakarta, Selasa (21/1/2014).
Menurutnya, dampak banjir yang terjadi kurang lebih 10 hari memiliki dampak berantai bagi industri ini, mulai dari distribusi makanan dan minuman yang terhambat, hingga berhenti beroperasinya pabrik. Pasalnya, tidak sedikit pabrik yang tidak beroperasi lantaran listrik dipadamkan oleh PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).
Namun di sisi lain, pekerja harus tetap dibayar. Hal ini yang membuat kerugian industri makanan dan minuman semakin membengkak.