Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dampak Banjir, Penjualan Semen Anjlok

Pelaku usaha industri semen mengeluhkan penjualan semen yang anjlok akibat hujan dan banjir yang melanda hampir seluruh wilayah Indonesia. Ketua Umum Asosiasi Semen Indonesia (ASI) Widodo Santoso mengatakan penurunan penjualan terjadi di seluruh wilayah Indonesia, kecuali wilayah Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Menurutnya, penurunan penjualan terjadi akibat turunnya permintaan semen seiring dengan hujan dan banjir yang terus terjadi.
Penurunan permintaan semen paling besar terjadi di Pulau Jawa dan Sumatra. /bisnis.com
Penurunan permintaan semen paling besar terjadi di Pulau Jawa dan Sumatra. /bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA- Pelaku usaha industri semen mengeluhkan penjualan semen yang anjlok akibat hujan dan banjir yang melanda hampir seluruh wilayah Indonesia.

Ketua Umum Asosiasi Semen Indonesia (ASI) Widodo Santoso mengatakan penurunan penjualan terjadi di seluruh wilayah Indonesia, kecuali wilayah Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Menurutnya, penurunan penjualan terjadi akibat turunnya permintaan semen seiring dengan hujan dan banjir yang terus terjadi.

“Semua mengalami penurunan total karena hujan dan banjir. Kalau hujan dan banjir pembangunan juga banyak yang terhenti atau tertahan, banyak yang menunda pada intinya, permintaan semen jelas berkurang,” kata Widodo ketika dihubungi Bisnis, Senin (20/1/2014).

 Dia memperkirakan, penjualan semen sudah turun hingga 25% pada Januari 2014. Penurunan bisa lebih tajam lagi bila kondisi cuaca masih terus seperti saat ini. Berdasarkan data ASI, penjualan semen tahun ini ditargetkan mencapai 63 juta ton per tahun atau dengan rata-rata 5 juta-5,5 juta ton per bulan.

Menurut laporan anggota ASI, kata Widodo, penurunan permintaan semen paling besar terjadi di Pulau Jawa dan Sumatra. Pulau Jawa dan Sumatra merupakan wilayah yang pembangunan industrinya cukup besar sehingga kebutuhan semen juga besar. Pada sisi lain, pihaknya belum bisa memprediksi adanya kenaikan ongkos produksi akibat hujan dan banjir ini.

“Berdasarkan laporan yang masuk seperti itu, permintaan di daerah sepi. Ini seperti kena musibah, semua daerah di Pulau Jawa kan hujan dan banjir, padahal di sana banyak pabrik dan pembangunan,” tambah Widodo.

Berbeda dengan Pulau Jawa dan lainnya, untuk wilayah Nusa Tenggara, pihaknya mendapatkan laporan bahwa penurunan permintaan semen tidak tajam atau bisa dikatakan normal. “Di sana stok sudah antisipasi, cukup. Tiap daerah biasanya ada peningkatan stok 10%. Penjualan semen di sana memang tidak besar.”

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Riendy Astria
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper