Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Alasan Kenaikan Elpiji tak Berdampak Besar Terhadap Subsidi & Inflasi

Pemerintah menyatakan kenaikan harga elpiji ukuran 12 kg sebesar Rp1.000/kg tidak akan berpengaruh besar terhadap inflasi atau nilai subsidi energi di dalam APBN.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah menyatakan kenaikan harga elpiji ukuran 12 kg sebesar Rp1.000/kg tidak akan berpengaruh besar terhadap inflasi atau nilai subsidi energi di dalam APBN.

Keputusan PT Pertamina (Persero) menaikkan harga elpiji 12 kg berpotensi mendorong migrasi konsumen ke tabung elpiji ukuran 3 kg yang disubsidi pemerintah.

Kenaikan permintaan atas elpiji 3 kg akan meningkatkan belanja subsidi energi yang dikeluarkan pemerintah untuk menopang komoditas energi tersebut.

Namun, Menteri Keuangan Chatib Basri menegaskan migrasi konsumen ke elpiji bersubsidi tidak akan berpengaruh besar terhadap keseimbangan APBN 2014.

Dia menjelaskan selama ini permintaan atas tabung 12 kg hanya mencakup 17% dari total konsumsi elpiji di Tanah Air. Sebagian besar masyarakat masih memilih menggunakan elpiji 3 kg yang disubsidi pemerintah.

Selain itu, Menkeu mengatakan penaikan harga elpiji 12 kg juga tidak akan mendongkrak tingkat inflasi 2014, karena porsi permintaan yang kecil tersebut.

“Kalau toh pindah semua, tidak ada yang pakai 12 kg lagi, itu cuma 17%. Jadi, kalau migrasi semua [kenaikan subsidi energi] tidak akan besar,” katanya, Selasa (7/1/2014).

Chatib menambahkan dampak penaikan harga elpiji 12 kg terhadap anggaran dan inflasi semakin kecil seiring dengan keputusan Pertamina mengurangi besar penaikan harga menjadi Rp1.000 per kg.

Dia memperkirakan saat ini selisih harga antara 3 kg gas elpiji di dalam tabung 3 kg dan tabung 12 kg hanya sekitar Rp7.000.

Perbedaan harga tersebut tidak cukup besar untuk mendorong peralihan konsumen dari tabung 12 kg ke tabung 3 kg, apalagi jika mempertimbangkan perbedaan volume kebutuhan elpiji antarrumah tangga.

“Kalau migrasi masa iya mesti beli tabungnya banyak? Bedanya cuma Rp7.000-an dengan sendirinya migrasi tidak akan terlalu banyak,” kata Chatib.

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menyarankan Pertamina meningkatkan sosialisasi kepada publik tentang harga keekonomian elpiji dari hulu hingga hilir.

Dia menilai tingkat kenaikan sebesar Rp.1.000 per kg sudah wajar dan mengharapkan Pertamina tidak kembali menaikkan harga elpiji 12 kg dalam waktu dekat.

“Jadi, mungkin nanti perlu ada penjelasan sehingga masyarakat tahu, kalau bisa tidak dinaikkan lagi, baik. Tapi, kalau seandainya Pertamina terus rugi, tentu ada penyesuaian,” kata Agus.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sepudin Zuhri
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper