Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

2014, Pemerintah Optimistis Pertumbuhan Ekonomi 6%

Meskipun Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2014 berada pada kisaran 5,3%-5,% atau melambat jika dibandingkan pertumbuhan tahun ini sebesar 5,7%, pemerintah justru merasa optimistis dalam menatap tahun depan.
/Ilustrasi
/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA--Meskipun Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2014 berada pada kisaran 5,3%-5,% atau melambat jika dibandingkan pertumbuhan tahun ini sebesar 5,7%, pemerintah justru merasa optimistis dalam menatap tahun depan.

“Pemerintah tetap berupaya pertumbuhan ekonomi 2014 tetap terjaga tinggi dan tidak serendah seperti proyeksi IMF dan Bank Dunia. Pemerintah meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 6 % pada tahun 2014,” kata Prof. Firmanzah, Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Pembangunan dalam laman Setkab, Jumat (20/12/2013).

Dia menjelaskan  dua mesin pertumbuhan ekonomi adalah konsumsi dan investasi yang masih tinggi pada 2014. Belanja Pemilu 2014 misalnya, menurut Firmanzah, diprediksi akan memberikan kontribusi 0,3-06% pada  pertumbuhan ekonomi 2014.

"Sementara trend investasi langsung baik PMDN dan PMA juga masih tinggi. Sedang konsumsi rumah tangga setelah inflasi yang dapat dikendalikan di bawah 8,5% pada 2013, akan dapat menjadi modal menjelang 2014," tuturnya.

Firmanzah  menambahkan ekonomi negara maju dan China pada 2014 juga diperkirakan membaik. Hal ini juga dapat meningkatkan ekspor Indonesia pada 2014.

“Pemerintah akan terus mewaspadai potensi gejolak eksternal dan belum pulih benarnya perekonomian dunia. Namun dengan rilis The Fed yang mengurangi 10 miliar dolar AS memberikan kepastian tappering off dan langkah-langkah stabilisasi pasar keuangan nasional,” paparnya..

Adapun terkait dengan stabilitas dan keamanan sepanjang Pemilu 2014, Firmanzah meyakinkan akan terus dijaga. "Kalau Indonesia sukses di Pemilu 1999, 2004 dan 2009, maka kita dapat optimistis Pesta Demokrasi 2014 akan berjalan dengan baik. Ini modal bagi pertumbuhan ekonomi."

Mengenai proyeksi Bank Dunia dan IMF yang menunjukkan perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2014, menurut Guru Besar Fakultas Ekonomi Universita Indonesia itu, hal itu karena hanya didasarkan pada melemahnya harga komoditas sehingga menurunkan kinerja ekspor Indonesia. Alasannya, menurut Bank Dunia sebagian ekspor Indonesia adalah ekspor komoditas seperti batu bara dan kelapa sawit.

“Harga kedua komoditas tersebut diperkirakan tidak akan mengalami kenaikan hingga dua tahun ke depan atau berada dalam posisi stagnan,” jelas Firmanzah.

Hal lain yang dianggap menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah masalah defisit neraca transaksi berjalan. Ini disebabkan tingginya impor minyak & barang konsumsi Indonesia, yang tidak saja membuat pelambatan ekonomi tapi juga berdampak pada pelemahan rupiah.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ismail Fahmi
Editor : Ismail Fahmi
Sumber : Newswires
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper