Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia meminta Malaysia memacu aktivitas perdagangan di perbatasan utara Kalimantan untuk memacu nilai perdagangan bilateral antara kedua negara.
Indonesia dan Malaysia menargetkan pertumbuhan nilai perdagangan bilateral dari US$23 miliar pada 2012 menjadi US$30 miliar pada 2015.
Target tersebut disampaikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak dalam jumpa pers di Istana Merdeka, Kamis (19/12/2013).
Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi menilai peningkatan aktivitas perdagangan perbatasan, terutama antara Kalimantan Barat dan Sarawak, adalah cara paling efektif untuk mendorong nilai perdagangan antara Indonesia dan Malaysia.
Dia meminta Malaysia mengoptimalkan pemanfaatan pelabuhan darat Badau yang akan dibuka dalam waktu dekat di perbatasan Kalbar dan Sarawak.
"Akan ada pelabuhan darat yg kita buka untuk ekspor kita lewat Kuching, itu salah satu yang saya kira dampaknya akan cukup besar," kata Bayu, Kamis (19/12/2013).
Di sisi lain, Malaysia mendorong Indonesia menghilangkan berbagai hambatan non tarif (non tariff barrier) di dalam aktivitas perdagangan antar kedua negara, terutama penerapan sertifikat halal.
Bayu mengatakan pembahasan mengenai hambatan non tarif tidak bisa semata terkait permasalahan sertifikasi halal yang diterima di kedua negara.
"Kita akan lihat banyak dalam kosmetik dan farmasi, kita juga akan lihat dari sertifikasi kualitas makanan olahan, kita akan lihat secara komperhensif," kata Wamendag.