Bisnis.com, BEKASI - Kehadiran Cikarang Dry Port (CDP) diklaim mampu mengurangi waktu tunggu kontainer atau dwelling time di Tanjung Priok dari rata-rata 6 hari menjadi 3 hari.
Managing Director PT Cikarang Inland Port Benny Woenardi mengatakan hal itu terjadi karena efisiensi waktu dengan sinergi proses bea cukai dan karantina.
"Kita bisa bantu mengurangi dwelling time menjadi rata-rata 2,5 sampai 3 hari," katanya, Rabu (11/12).
Pasalnya, proses kepabean diselesaikan di CDP, sementara di Tanjung Priok tinggal menaikkan/menurunkan kontainer dari/ke kapal.
Selain menghemat waktu, lanjutnya, total biaya yang dikeluarkan pelaku usaha jadi lebih murah karena biaya inap dan sewa boks kontainer jadi lebih pendek.
Kurnia Saktiono, Kepala Seksi Penindakan dan Penyidikan Bea Cukai Bekasi, mengatakan tingginya dwelling time terutama terjadi pada jalur merah yang mencapai rata-rata 5,47 hari.
Menurutnya, yang membuat lama adalah persiapan sebelum inspeksi fisik berupa bongkar hingga siap diperiksa yang membutuhkan waktu rata-rata 2,59 hari.
Selain itu, proses karantina di Tanjung Priok seharusnya ditempatkan di depan sebelum bea dan cukai seperti dilakukan di CDP. "Di CDP sudah ideal tapi belum banyak yang tahu," katanya.
CDP merupakan layanan satu atap untuk penanganan kargo serta solusi logistik untuk ekspor dan impor internasional, demikian pula untuk distribusi domestik.
Fasilitas yang berada di kawasan industri Cikarang ini menyediakan pelabuhan serta jasa logistik yang terintegrasi dengan puluhan perusahaan logistik dan supply chain.
Sebagai perpanjangan pintu gerbang Pelabuhan Tanjung Priok, segala macam dokumen serta perizinan dapat diselesaikan di dalam CDP.