Bisnis.com, JAKARTA - Pelemahan nilai tukar rupiah mengangkat pendapatan per kamar (revenue per available room/RevPAR) hotel di Bali hingga 25,2% pada Oktober 2013, lebih tinggi dari periode yang sama 2012.
Lembaga riset perhotelan, STR Global melaporkan Sabtu (8/12/2013) bahwa pertumbuhan pendapatan per kamar hotel di Bali dalam mata uang lokal tersebut tercatat paling tinggi di antara bisnis hotel kawasan Asia Pasifik.
Pertumbuhan pendapatan itu melampaui Sydney Australia (15,2%), Hanoi Vietnam (13,1%), Bangkok Thailand (12.7%), dan Jakarta 10,8%, jika diukur dengan menggunakan mata uang lokal.
Bali juga mencatat pertumbuhan tertinggi rata-rata tarif harian (average daily room/ADR) sebesar 27,9% dengan harga mencapai Rp1,72 juta.
Dalam laporan yang ditulis Sabtu (7/12/2013), tarif dan pendapatan industri hotel di Asia Pasifik cenderung turun, kendati tingkat hunian (okupansi) naik 3,1% menjadi 72,5%.
Rata-rata tarif harian dalam mata uang dolar turun 3,7%, sementara pendapatan per kamar juga turun tipis 0,7%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel