Bisnis.com, BANDUNG - Harga minyak kelapa sawit pada 2014 diproyeksi meningkat pada kisaran 2.600-2.900 Ringgit Malaysia per ton, seiring dengan pengetatan pasokan di pasar global akibat kewajiban penggunaan biodiesel di sejumlah negara produsen.
Dorab E. Mistry, Direktur Godrej International Ltd., mengatakan produksi CPO pada 2014 akan lebih baik dibandingkan dengan tahun ini.
Pada tahun minyak 2013/2014 yang berlangsung pada Oktober 2013-September 2014, produksi CPO Malaysia diproduksi mencapai 19,5 juta-19,7 juta ton.
"Tahun depan saya harap ada perbaikan produksi CPO Indonesia dari 27,5 juta ton pada tahun ini menjadi 30,5 juta ton," katanya dalam lanjutan 9th Indonesian Palm Oil Conference, Jumat (29/11/2013).
Dengan proyeksi produksi tersebut dan asumsi tingkat harga minyak brent pada kisaran US$95-US$115 per barel, quantitative easing yang diterapkan pemerintah Amerika Serikat berjalan moderat serta cuaca dalam kondisi normal, harga CPO pada 2014 diproyeksi 2.600-2.900 Ringgit per ton.
Kendati mengalami peningkatan produksi dari negara-negara produsen, pasokan CPO ke pasar internasional diproyeksi semakin ketat. Pasalnya, Indonesia menerapkan kewajiban pencampuran 10% biodiesel dalam solar yang diproyeksi menyedot sekitar 3,1 juta ton CPO.
Langkah Indonesia tersebut segera diikuti oleh Malaysia yang mewacanakan kewajiban biodiesel untuk bahan bakar transportasi di negeri Jiran tersebut. Pemerintah Brazil pun diketahui mewacanakan penggunaan minyak kedelai untuk biodiesel.
"Kalau mandatory tersebut berjalan, sangat mungkin harga mencapai 3.000 Ringgit pada Maret 2014. Apalagi kalau kebijakan serupa dijalankan Brazil dan Filipina dengan biodiesel miyak kelapa," ungkapnya.