Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Konsep Konstruksi Berkelanjutan Perlu Didukung Seluruh Pihak

Konstruksi berkelanjutan atau sustainable construction di Indonesia masih perlu diperhatikan oleh para pihak yang terlibat seperti arsitek, insinyur, pemilik proyek, hingga perusahaan konstruksi.
Davy Sukamta, President Director Davysukamta & Partners Structural Enginers/Bisnis.com
Davy Sukamta, President Director Davysukamta & Partners Structural Enginers/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Konstruksi berkelanjutan atau sustainable construction di Indonesia masih perlu diperhatikan oleh para pihak yang terlibat seperti arsitek, insinyur, pemilik proyek, hingga perusahaan konstruksi.

Cukup banyak tantangan untuk menggencarkan pembangunan berkelanjutan tersebut demi terwujudnya bangunan yang ramah lingkungan, ideal dan menguntungkan.

Untuk mengetahui bagaimana perkembangan konsep konstruksi berkelanjutan di Indonesia, Bisnis mewawancarai Davy Sukamta, President Director Davysukamta & Partners Structural Enginers sekaligus salah satu anggota tim penasehat konstruksi bangunan dan dewan juri Holcim Awards 4th Cycle 2013 untuk tingkat regional belum lama ini.

Berikut petikannya:

Apa saja pekerjaan rumah untuk sustainable construction di Indonesia?
Pada dasarnya PR yang masih menghantui konsep sustainable construction berada pada tataran kesadaran masyarakat sendiri, dari mulai pihak pengguna atau pemakai, pengembang, perancang hingga tenaga akademisi. Yang harus ditekankan adalah justru bagaimana menyampaikan misi sustainable construction ini sedini mungkin kepada generasi muda. Dan tentunya harus didukung penuh oleh pemerintah.

Apa saja hambatan dalam sustainable construction untuk wilayah Jakarta khususnya?
Saat ini orang masih berpikiran membangun dengan misi sustainable construction akan banyak mengelurakan baya lebih. Tentunya mereka [pengembang dan pihak yang terlibat] meninjau initial cost terlebih dahulu.

Tetapi, setelah sekian tahun, mereka tidak lagi meninjau cost lain. mereka hanya melihat investasi awal saja. Padahal secara studi telah diketahui bahwa untuk proyek jangka panjang, sustainable construction akan sangat menguntungkan.

Masalah lain mungkin masih terkendala pada bahan baku yang kebanyakan masih impor. Sebaiknya, jika melihat seperti ini, pemerintah harus mau memfasilitasi dari segi apapun, agar konsep ini lebih maju dan berkembang.

Saya beri contoh misalnya, untuk bahan baku yang sustainable pajaknya kalau bisa dikurangin dong. Coba lihat, proyek green car, ketika mobil pakai batere kan gak makan bensin.

Tetapi bukan berarti pengembang butuh insentif, karena kalau kita mau ngerjain sesuatu jangan mikirin insetif dulu. Itu sama saja dengan berdagang. Justru kita harus yakin bahwa di masa depan, misi ini akan benar-benar menguntungkan. Bisa saja akan terasa setelah 10-15 tahun kemudian.

Di sisi lain, para pengembang dan perancang juga masih terlalu banyak menekankan kepada efisiensi energy. Saya mengatakan bahwa cara pandang menafsirkan sustainable construction harus lebih luas. Jagan hanya sekadar menghemat pemakaian energy saja, karena energi hanya bagian dari life time daripada building itu sendiri.

Tetapi yang harus diperhatikan lagi, mulai dari perancangan sampai daur ulang banyak yang tidak dipikirkan. Ambil contoh, ketika kita menggunakan bahan plastik untuk pembangunan berkonsep sustainable construction, nantinya mau ke manakan limbah dari plastik itu. Jika kita lihat industri mobil kini sudah lebih maju. Mereka jarang menggunakan bahan platsik.

Satu lagi, hambatan lain yaitu dari sumber daya manusia (SDM). Kita ini memiliki perancan yang cukup handal. Ada yang namanya Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) yang sempat memeroleh penghargaan di luar. Itu adalah modal awal untuk mengembangkan konsep sustainable construction.

Hanya saja, dari sisi buruh/pekerja yang masih terkendala. Mereka kurang disiplin dan boleh dibilang masih memiliki sifat ‘manja’.

Di Jakarta, gedung yang sudah menerapkan sustainable construction seperti apa?
Intinya begini, kita sedang berusaha untuk membangun kontruksi dengan mengurangi pemakaian energi. Dalam sebah gedung misalnya, bagaimana mengurangi panas yang masuk ke dalam gedung harus mulai dibatasi.

Kaca yang menerima panas harus terbatas atau bisa diberi elemen arsitektur yang bisa menghalangi panas matahari tersebut. Kacanya sendiri harus bisa yang memantulkan panas. Jadi ada kadar tertentu pemantulannya seperti apa dan bagaimana.

Kemudian penggunaaan pendingin udara, Jakarta ini sudah memiliki peraturan gubernur untuk green building. Jadi nantinya gedung yang dibangun tidak boleh terlalu dingin karena dibatasi 25 derajat. Kalau lebih dingin kan pemakaian energinya akan lebih besar.

Nah dalam hal ini peraturan pemerintahnya sudah ada, tinggal bagaimana pengembang, perancang, kontraktor dan pemakai juga harus mengikuti. Seperti salah satu gedung di Shanghai yang dirancang agar si pemakai tidak menggunakan lift bolak balik atau naik turun. Artinya kita harus pandai mendidik kepada pemakai gedung. Dan tentu saja itu harus diberi sarananya juga.

Seberapa optimistis konsep sustainable construction akan terwujud di Indonesia?
Sederhana saja sebetulnya, kita sebagai manusia memiliki akal dan budi. Artinya, kalau kita sadar ketika membangun gedung jangan terlalu jor-joran.

Harus sesuai kebutuhan. Jangan terlalu mementingkan ego sendiri. Jika zaman dulu, kita bikin bangunan sesuai apa yang dibutuhkan. Kalau sekarang, dengan alasan investasi, mereka banyak yang membangun gedung ini-itu. Artinya, kembali kepada sikap masing-masing. Harus membangun sesuai kebutuhan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Miftahul Khoer
Editor : Sepudin Zuhri
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper