Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyek Blok Cepu Harus Dipercepat

Mobil Cepu Limited harus melakukan percepatan pengerjaan proyek Blok Cepu agar dapat beroperasi tepat waktu sesuai dengan target.

Bisnis.com, JAKARTA - Mobil Cepu Limited harus melakukan percepatan pengerjaan proyek Blok Cepu  agar dapat beroperasi tepat waktu sesuai dengan target.

Elan Biantoro, Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Satuan Kerja Khusus Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), mengatakan saat ini ada pengerjaan paket rekayasa, pengadaan dan konstruksi (engineering, procurement, and construction/EPC) yang di bawah target.

“Dari 5 paket pengerjaan EPC, paket EPC 1, 3 dan 5 masih di bawah target, sedangkan EPC 2 dan 4 masih bisa dikejar untuk diselesaikan tepat waktu,” ujarnya, Selasa (12/11).

Kelima paket pengerjaan EPC dalam proyek itu adalah EPC-1 berupa fasilitas produksi senilai US$746,3 juta oleh konsorsium PT Tripatra Engineering-Samsung Engineering, EPC-2 berupa desain dan instalasi pipa senilai US$57,03 juta oleh PT Inti Karya Persada Teknik (OKPT) dan PT Kelsri.

EPC-3 berupa pembangunan pipa offshore dan mooring tower senilai US$131,64 juta digarap oleh PT Rekayasa Industri dan LIKPIN LLC. Selanjutnya EPC-4 berupa fasilitas penampungan dan bongkar muat terapung (floating storage offloading/FSO) senilai US$298,7 juta yang digarap PT Scorpa Pranedya dan Sembawang Shipyard.

Kemudian EPC-5 berupa fasilitas pendukung seperti waduk, kantor, dan tempat tinggal karyawan oleh PT Hutama Karya dan PT Rekayasa Industri.

Elan menuturkan terlambatnya penyelesaian paket pengerjaan EPC itu bisa berdampak pada mundurnya target produksi blok itu. Padahal, blok migas itu ditargetkan mulai berproduksi pada Juli 2014.

“Saat ini memang masih ketinggalan dari rencana awal, tetapi kami sedang mengejarnya dengan memaksimalkan pelaksanaan recovery plan,” ujarnya.

Menurutnya, Mobil Cepu telah berhasil mengejar keterlambatan pengeboran sumur, karena saat ini jumlah sumur yang dibor telah sesuai dengan target. Rencananya, kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) itu akan mengebor 42 sumur, yang terdiri dari 29 sumur produksi, dan 13 sumur injeksi, sehingga bisa memproduksi 165.000 barel per hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lili Sunardi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper