Bisnis.com, JAKARTA– Laju pertumbuhan ekonomi pada kuartal III/2013 hanya 5,62% atau melambat dari periode sama tahun sebelumnya yang melaju 6,17%.
Badan Pusat Statistik mengumumkan secara tahunan seluruh komponen pengeluaran tumbuh, meskipun beberapa mengalami perlambatan.
Konsumsi rumah tangga tumbuh 5,48% (year on year), konsumsi pemerintah 8,83%, pembentukan modal tetap bruto 4,51%, ekspor 5,26% dan impor 3,8%.
Kepala BPS Suryamin mengatakan daya beli masyarakat turun karena kenaikan harga BBM bersubsidi, tetapi mampu dikompensasi oleh peningkatan permintaan saat bulan puasa dan menjelang Lebaran.
“Faktor puasa dan Lebaran mendorong konsumsi sehingga faktor pelemahan daya beli bisa tertutupi. Konsumsi rumah tangga tetap tumbuh walaupun melambat,” katanya, Rabu (6/11/2013).
Sementara itu, lanjutnya, konsumsi pemerintah melesat karena percepatan belanja pemerintah pada akhir tahun dan realisasi bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) sebagai kompensasi kenaikan harga BBM serta pembayaran gaji ke 13.
PMTB melambat karena impor barang modal turun seiring pelemahan nilai tukar rupiah yang mengerek harga barang impor.
“Sektor konstruksi pun ikut terpukul karena sebagian barang modalnya datang dari impor,” ujar Suryamin.
Adapun ekspor dan impor tumbuh masing-masing 5,26% dan 3,8%.
BPS mencatat produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga konstan mencapai Rp709,5 triliun atau naik dari periode sama 2012 yang hanya Rp671,8 triliun.