Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) menyatakan penyerapan bahan bakar nabati (BBN) dalam bauran solar di bidang non-transportasi masih kurang signifikan hingga saat ini sejak dikeluarkan mandatori.
Wakil Ketua Aprobi Immanuel Sutarto menyatakan meski kurang signifikan, tetapi di beberapa sektor non-transportasi sudah mulai menunjukkan ada permintaan. Dia mengatakan permintaan BBN oleh sektor-sektor seperti industri, pabrik, atau pembangkit listrik rata-rata 20-40 ton/bulan. Hal ini karena adanya kewajiban menggunakan bauran BBN sebanyak 5% pada sektor-sektor tersebut.
"Mandatori baru diberikan pada 1 September, sehingga bauran BBN masih berupa uji coba, mungkin tahun depan sudah bisa dioperasikan penuh," katanya hari ini, Rabu (6/11/2013)
Pemerintah mencatat penyerapan BBN untuk bauran solar baru mencapai 716.697 kilo liter (kl) atau 67,43% dari target tahun ini sejak awal tahun hingga Oktober. Padahal, bauran bahan nabati tersebut ditargetkan 1,2 juta kl hingga akhir tahun ini.
Dadan Kusdiana, Direktur Bioenergi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, mengatakan penyerapan BBN meningkat 32% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Penyerapan BBN tahun lalu pada periode yang sama hanya mencapai sekitar 487.354 kl.
"Kenaikan penyerapan tersebut karena mandatori biodiesel 10% berlaku sejak September," katanya
Sebelumnya, Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi optimis penyerapan BBN akan banyak digunakan di pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) dan di pembangkit listrik tenaga gas (PLTG). Penyerapan bahan dari kelapa sawit itu ke PLTD, kata Dadan, saat ini sudah berjalan.
"Untuk penggunaan di PLTG, kami dan PLN masih menunggu kajian dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi [BPPT]," katanya.
Penggunaan BBN pada PLTD milik PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) menggunakan dua cara. Cara pertama PLN menggunakan BBN yanh telah dicampur oleh bahan bakar minyak jenis solar (BBM) atau biodiesel . Saat ini bauran untuk memutar genset tengah berjalan. Cara kedua adalah BUMN itu membeli langsung BBN dari produsen untuk digunakan sendiri.
"Kami masih menghimpun data terkait pembelian BBN sendiri oleh PLN," imbuh Dadan.