Bisnis.com, BOGOR - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengusulkan kepada pemerintah untuk menghapuskan subsidi dan menyesuaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Hal itu disampaikan Ketua Umum Kadin Suryo Bambang Sulisto kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan segenap jajaran Kabinet Indonesia Bersatu II dalam silaturahmi antara pengurus Kadin dengan pemerintah di Komplek Istana Kepresidenan Bogor, Senin (4/11/2013).
Kadin menilai pemberian subsidi BBM pada saat ini masih belum tepat sasaran karena masih banyak golongan mampu yang mendapatkan subsidi BBM.
"Kadin mengusulkan agar subsidi BBM dihapus dan harga disesuaikan dengan internasional seperti di beberapa negara lain," ujar Suryo.
Sebagai gantinya, Suryo mengusulkan peningkatan subsidi yang lebih tepat sasaran yaitu subsidi bagi golongan masyarakat tidak mampu dan peningkatan infrastruktur yang penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.
Sebagai tanggapan terhadap rekomendasi Kadin, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan bahwa penghapusan subsidi merupakan tindakan drastis yang dapat berdampak pada kemiskinan.
"Mengurangi subsidi BBM, menaikkan harga BBM, maka direct impact-nya pada kemiskinan itu tinggi," ujar SBY.
Hal itu tidak paralel dengan program pemerintah untuk menekan angka kemiskinan. SBY mencontohkan bahwa pemerinta telah berhasil menurunkan tingkat kemiskinan secara bertahap dari 16%-17% hingga menjadi 11% pada saat ini. Namun, penerapan penghapusan subsiddi BBM secara kesuluruhan justru dapat membalikan kembali tingkat kemiskinan ke angka sebelumnya.
"Begitu kita adakan kebijakan drastis, mulai besok tidak ada subsidi, itu [tingkat kemiskinan] bisa terjungkal, bisa mencapai 17%-18%," jelasnya.
Kepala Negara juga menuturkan bahwa pemerintah sudah memiliki cetak biru kebijakan subsidi BBM agar tidak membebani kas negara.
Kadin Indonesia Usulkan Penghapusan Subsidi BBM
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengusulkan kepada pemerintah untuk menghapuskan subsidi dan menyesuaikan harga bahan bakar minyak (BBM)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Anggi Oktarinda
Editor : Bambang Supriyanto
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
12 jam yang lalu
Bos Eramet Buka-bukaan Soal RI Batasi Pasokan Nikel
14 jam yang lalu
Sederet Saran dari Ekonom untuk Lompatan Pertumbuhan Ekonomi RI
17 jam yang lalu