Bisnis.com, JAKARTA: Masyarakat sipil mempertanyakan efektivitas standar Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) menjelang digelarnya pertemuan asoisasi tersebut pada November di Medan, Sumatra Utara. Hal itu disampaikan bersama oleh Forest Peoples Programme (FPP) dalam pernyataan resminya pada hari ini, Kamis (31/10/2013). FPP juga adalah bagian dari RSPO.
Rencananya, kelompok masyarakat sipil Asia dan Afrika akan berkumpul di Medan, menjelang pertemuan RSPO tersebut. Mereka berkumpul untuk membahas sejumlah perusahaan dalam RSPO justru tak menghormati hak masyarakat adat dan komunitas lokal dalam menjalangkan operasi perkebunan kelapa sawit.
"Perusahaan-perusahaan bersertifkat RSPO tidak selalu memegang komitmen mereka, terutama dalam hal penghormatan terhadap hak-hak masyarakat adat dan komunitas lokal. Seberapa jauh mereka memegang komitmen mereka ini diteliti dalam sebuah penelitian ekstensif," demikian FPP dalam keterangan resminya.
Penelitian itu akan memberikan analisis rinci mengenai 16 operasi minyak sawit yang dijalankan oleh anggota RSPO di kawasan Asia dan Afrika. Pertemuan RSPO akan digelar pada 11-14 November, sedangkan peluncuran penelitian dan diskusi masyarakat sipil tersebut pada 7-10 November.