Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tahun Depan, Industri Farmasi Bakal Tumbuh

Industri farmasi diprediksi akan tumbuh hingga 28% pada 2014 seiring dengan pertumbuhan finansial dan jumlah penduduk Indonesia.

Bisnis.com, JAKARTA – Industri farmasi diprediksi akan tumbuh hingga 28% pada 2014 seiring dengan pertumbuhan finansial dan jumlah penduduk Indonesia.

Tirto Kusnadi, Sekretaris Jenderal Gabungan Perusahaan (GP) Farmasi Indonesia, mengatakan pertumbuhan tersebut didukung dari segi kebutuhan masyarakat terhadap kesehatan.

“Pertumbuhan sampai akhir tahun ini saja diperkirakan di atas angka 22%,” katanya kepada Bisnis, Senin (28/10/2013).

Saat ini, katanya, masyarakat Indonesia sudah sangat memperhatikan kesehatannya dengan  mengkonsumsi vitamin sebagai antisipasi dari penyakit.

Dia mengatakan untuk mendorong pertumbuhan industri farmasi tahun depan atau memasuki tahun politik, pemerintah juga harus memberikan dukungan terhadap masyarakat kurang mampu yang membutuhkan obat-obatan.

“Yang namanya kesehatan tidak akan melihat tahun politik, tetapi bergantung pemerintah mengalokasikan anggaran untuk kesehatan masyarakat tidak mampu,” jelasnya.

Tirto menambahkan jangan sampai ketika memasuki tahun politik, pemerintah tidak memperhatikan kebutuhan obat bagi masyarakat, apalagi harga obat belum dapat dijangkau oleh banyak masyarakat kurang mampu.

“Pelayanan kesehatan bagi yang tidak mampu berobat ini bisa mendongkrak pertumbuhan farmasi,” katanya.

Terkait RUU Jaminan Produk Halal yang tidak kunjung rampung di meja DPR, menurut Tirto sebaikknya tidak memasukan produk farmasi dalam kategori produk halal.

Dia mengatakan, hal itu akan sulit diterapkan mengingat kandungan dalam produk farmasi ada yang menggunakan bahan baku tidak halal.

“Sebetulnya kalau RUU produk halal diberlakukan pada farmasi itu memungkingkan karena obat kan dikonsumsi, tetapi karena kebutuhannya untuk penyembuhan maka akan sulit sekali,” katanya.

Dia mengatakan, apabila farmasi dijadikan produk halal yang memiliki banyak kriteria, juga akan menjadikan biaya produksi lebih tinggi dan mengakibatkan harga obat semakin mahal.

“Lalu akan sulit sekali mendapatkan bahan baku yang dinyatakan halal, kemudian komposisi dan tata cara pengolahannya. Begitu juga pada proses pengiriman barang halal dan tidak halal, otomatis menggunakan truk berbeda, ini akan memakan cost,” imbuhnya.




Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Peni Widarti
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro